Tuesday, May 24, 2011

Satelit Temukan Piramida yang Hilang

17 piramida Mesir yang hilang ditelan bumi kini bisa ditemukan dengan menggunakan satelit terbaru.

Dengan satelit baru itu juga bisa mengungkap lebih dari 1.000 makam dan 3.000 pemukiman purba dengan menggunakan sinar infra merah yang bisa meneropong menembus bangunan bawah tanah.

Selanjutnya kini tengah dilakukan penggalian terhadap sejumlah temuan tersebut termasuk diantaranya adalah dua bangunan yang diduga sebagai piramida.

"Menggali sebuah piramida adalah mimpi bagi semua arkeolog, kata Dr Sarah Parcak.

Dia merupakan pelopor arkeologi dengan menggunakan teknologi luar angkasa dari sebuah laboratorium Nasa di Birmingham, Alabama dan mengatakan sangat terkejut atas penemuannya ini.

Sebuah gambar infra merah melalui satelit menunjukan sebuah piramida yang terpendam, terletak di pusat kotak bersinar. Sistem ini bekerja melalui sebuah satelit yang mengorbit 700km diatas bumi, dilengkapi dengan kamera yang sangat kuat sehingga bisa memotret obyek dengan diameter kurang dari 1 meter di permukaan tanah.

Pemotretan infra merah digunakan untuk membedakan materi dibawah permukaaan tanah.


Penggalian uji coba

Infra red satellite


Gambar infra merah (kanan) menunjukan adanya pola jalanan dan rumah di kota purba Tanis


Warga mesir kuno membangun rumah mereka dengan struktur yang terbuat dari bata lumpur, yang lebih padat dari tanah sekitar, sehingga bentuk rumah, kuil dan makam bisa terlihat.

"Ini menunjukan betapa mudahnya untuk meremehkan baik ukuran dan skala dari pemukiman manusia jaman dulu, kata Dr Parcak.

Dan dia yakin akan menemui lebih banyak temuan lainnya dengan teknologi ini.

"Ini merupakan situs yang dekat dengan permukaan. Ada ribuan lainnya yang tertutup oleh endapan lumpur sungai Nil. Ini baru pekerjaam permulaan.

Dalam program dokumenter Egypts Lost Cities, BBC ikut bersama tim Dr Parcak mengunjungi kawasan Saqqara tempat dimana otoritas setempat awalnya tidak tertarik dengan penemuannya.

Tetapi setelah dijelaskan Dr Parcak kalau dia menemukan adanya piramida di daerah tersebut, mereka kemudian melakukan penggalian uji coba dan sekarang mereka percaya kalau itu merupakan salah satu situs arkeologi terpenting Mesir.

Tetapi Dr Parcak mengatakan peristiwa yang paling seru adalah ketika mengunjungi penggalian di Tanis."

"Mereka menggali sebuah rumah berusia 3.000 tahun yang memiliki bentuk persis sama dengan yang digambarkan melalui satelit infra merah. Itu merupakan sebuah validasi bagi teknologi.

Kini, otoritas Mesir berencana untuk menggunakan teknologi untuk melindungi barang purbakala di masa depan. Karena saat ini para pencuri mengincar sejumlah situs arkelogi terkenal.

"Kami bisa menggunakan sebuah gambar pemakaman yang dicuri dari periode waktu tertentu dan kami bisa meminta Interpol untuk mengawasi barang purbakala dari masa itu yang mungkin ditawarkan di pasar ilegal.

Dr Parcak juga mengharapkan teknologi baru bisa mendorong kaum muda untuk lebih tertarik di ilmu pengetahuan dan menjadi alat bantu bagi arkeolog di dunia.

"Ini membuat kami menjadi lebih fokus dan selektif dalam pekerjaan yang kami lakukan. Karena ketika berhadapan dengan situs yang besar, anda tidak tahu dari mana memulainya.

"Ini merupakan alat penting untuk fokus terhadap lokasi penggalian. Ini memberikan kami perspektif yang lebih besar terhadap situs arkeologi. Kami harus berfikir lebih besar dan itu dibantu oleh satelit.

No comments:

Post a Comment