Tuesday, November 20, 2012

Sikap Ilmiah


Kali ini masih untuk memenuhi tugas softskill mata kuliah Bahasa Indonesia, saya akan membahas tentang sikap ilmiah. Semoga bermanfaat...


Sikap ilmiah adalah sikap yang selalu berkenaan dengan suatu obyek dan sikap terhadap obyek ini disertai dengan perasaan yang mendukung dan tidak mendukung. Secara umum dapat disimpulkan bahwasikap ilmiah adalahsuatu kesiapan yang senantias cenderung untuk berperilaku atau bereaksi dengan cara tertentubila mana diperhadapkandengan suatu masalah atau objek.
Untuk dapat melalui proses penelitian yang baik dan hasil yang baik pula, peneliti harus memiliki sifat-sifat berikut ini.
1.    Mampu membedakan fakta dan opini.
fakta adalah suatu keyataan yang disertai bukti-bukti ilmiah yang dapat dipertanggung jawabkan kebenarannya. Sedangkan opini adalah pendapat pribadi dari seseorang yang tidak dapt dibuktikan kebenarannya.
2.    Berani dan santun dalam mengajukan pertanyaan dan argumentasi.
Peneliti yang baik selalu mengedepankan sifat redah hati ketika berada dalam satu ruang dengan orang lain.begitu juga pada saat bertanya, berargumantasi, atau mempertahankan hasil penelitian akan senantiasa menjujung tinggi sopan santun dan menghindari perdebatan secara emosi. Kepala tetap dingin, tetapi tetap berani mempertahankan kebenaran yang di yakininya karena yakin bahwa pendapatnya sudah dilengkapi dengan fakta yang jelas sumbernya.
3.    Mengembangkan keingintahuan.
peniliti yang baik senantiasa harus menuntut ilmu, ia selalu berusaha memperluas pengetahuan dan wawasannya, tidak ingin ketinggalan inforamasi disegala bidang, dan selalu berusaha mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan yang semakin hari semakin canggih dan modern.
4.    Kepedulian terhadap lingkungan.
Dalam melakukan penelitina, peneliti yang baik senatiasa peduli terhdap lingkungannya dan selalu berusahan agar penilitian yang dilakukan nya membawa dampak yang positif bagi lingkungan dan bukan sebaliknya, yaitu merusak lingkungan. Semua usaha dilakukan untuk melestarikan lingkungan agar bermanfaat bagi generasi selanjutnya.
5.    Berpendapat secara ilmiah dan kritis.
Pendapat seorang peneliti yang baik selalu bersifat ilmiah dan tidak mengada-ada tanpa bukti yang dapat dipertanggung jawabkan kebenarannya. Disamping itu, peneliti juga harus kritis terhadap permasalahan yang terjadi dan berkembang di sekitanya.
6.    Berani mengusulkan perbaikan atas suatu kondisi dan bertanggung jawab terhadap usulnya.
Yang baik senantiasa bertanggung jawab terhadap konsekuensi yang harus di hadapinya jika sudah sudah mengusulkan sesuatu. Usulan tesebut selalu di embanya dengan baik dan dilaksanakan semaksimal mungkin, kemudian di wujudkannya dalam bentuk nyata sehingga hasilnya dapat dinikmatioleh orang lain.
7.    Bekerja sama.
8.    Jujur terhadap fakta.
Peneliti yang baik harus jujur terhadap fakta dan tidak boleh memanipulasi fakta demi kepentingan penelitiannya karena penelitian yang baik harus berlandaskan pada studi ke pustakaan yang benar agar kelak jika orang lain melakukan penelitian yang sama , didapatkan hasil yang sama pula. Apapun fakta yang diperolehnya, ia harus yakin bahwa itu yang sebenarnya.
9.    Tekun
Sebuah peneliti kadang kala memerlukan waktu yang pendek untuk menghasilkan sebuah teori, tetapi kdang kalau memerlukan waktu yang sangat lama, bahkan bertahun-tahun. Seorang peneliti yang baik harus tekun dalam penelitian yang dilakukannya, tidak boleh malas, mudah jenuh, dan ceroboh, juga harus rajin, bersemangat, serta tidak mudah putus asa. Dengan demikian, ia akan mendapatkan hasil yang memuaskan.
10.Jujur
Seorang ilmuwan wajib melaporakan hasil pengamatan  secara objektif. Dalam kehidupan sehari-hari mungkin saja ia tidak jujur dari manusia lain, tetapi dalam hal penelitian ia harus sejujur-jujurnya dalam melaporkan penelitiannya.
11.Terbuka
Seorang ilmuwan mempunyai pandangan luas, terbuka dan bebas dari praduga. Ia tidak akan meremehkan suatu gagasan baru. Ia akan menghargai setiap gagasan baru dan mengujinya sebelum menerima/ menolaknya. Jadi ia terbuka akan pendapat orang lain.
12.Toleran
Seorang ilmuwan tidak merasa bahwa ia paling hebat. Ia bersedia mengakui bahwa orang lain mungkin mempunyai pengetahuan yang lebih luas, atau mungkin saja pendapatnya bisa salah. Dalam belajar  menambah ilmu pengetahuan ia bersedia belajar dari orang lain, membandingkan pendapatnya dengan pendapat orang lain, serta tidak memaksakan  suatu pendapat kepada orang lain. 
13.Skeptis
Ilmuwan dalam mencari kebenaran akan bersikap hati-hati, meragui, dan skeptis. Ia akan menyalidiki bukti-bukti yang melatarbelakangi suatu kesimpulan. Ia akan bersikap kritis untuk memperoleh data yang menjadi dasar suatu kesimpulan tanpa didukung bukti-bukti yang kuat.
14.Optimis
Seorang ilmuwa selalu berpengharapan baik. Ia tidak akan berkata bahwa sesuatu itu tidak dapat dikerjakan, tetapi akan mengatakan “ Berikan saya kesempatan untuk memikirkan dan mencoba mengerjakan “.
15.Pemberani
Ilmuwan sebagai pencari kebenaran harus berani melawan semua kesalahan, penipuan, kepura-puraan, kemunafikan dan kebatilan yang akan menghambat kemajuan.
16.Kreatif
Ilmuwan dalam mengembangkan ilmunya harus selalu kreatif agar terlihat lebih menarik.

Sumber :
repository.upi.edu/…/s_fis_044992_chapter2.pdf - 

Hipotesis


     Pada postingan saya kali ini, saya akan membahas tentang hipotesis. Mungkin sebagai akademisi kita tentunya sudah tidak asing lagi dengan kata hipotesis. Hipotesis sering kita temukan dalam sebuah penelitian. Secara sederhana, kita dapat mengartikan hipotesis sebagai dugaan awal seorang peneliti. Tentunya sebuah dugaan bisa saja benar atau salah, nah untuk membuktikan hipotesis itulah dilakukan sebuah penelitian.

A.Pengertian hipotesis

     Hipotesis  merupakan  jawaban sementara terhadap masalah penelitianyang kebenarannya harus diuji secara empiris. Hipotesis menyatakan hubungan apa yang kita cari atau ingin kita pelajari. Hipotesis adalah keterangan sementara dari hubungan fenomena-fenomena yang kompleks. Oleh karena itu,perumusan hipotesis menjadi sangat penting dalam sebuah penelitian. Peneliti harus selalu bersikap terbuka terhadap fakta dan kesimpulan terdahulu baik yang memperkuat maupun yang bertentangan denganprediksinya. Jadi, dalam hal ini telaah teoritik dan temuan penelitian yang relevan berfungsi menjelaskan permasalahan dan menegakkan prediksi akan jawabanterhadap pertanyaan-pertanyaan penelitian.

Hipotesis penelitian dapat dirumuskan melalui jalur:
  1. Membaca dan menelaah ulang (review) teori dan konsep-konsep yang membahas variabel-variabel  penelitian dan hubungannya dengan proses berfikir deduktif. 
  2. Membaca dan mereview temuan-temuan penelitian terdahulu yang relevan dengan permasalahan penelitian lewat berfikir induktif.

B.Manfaat Hipotesis

Penetapan hipotesis dalam sebuah penelitian memberikan manfaat sebagai berikut:
1.  Memberikan batasan dan memperkecil jangkauan penelitian dan kerja penelitian.
2. Mensiagakan peneliti kepada kondisi fakta dan hubungan antar fakta,yang kadang kala hilang begitu saja dari perhatian peneliti.
3.  Sebagai alat yang sederhana dalam memfokuskan fakta yang bercerai-berai tanpa koordinasi ke dalam suatu kesatuan penting dan menyeluruh.
4. Sebagai panduan dalam pengujian serta penyesuaian dengan fakta dan antar fakta.

Oleh karena itu kualitas manfaat dari hipotesis tersebut akan sangat tergantung pada:
1.    Pengamatan yang tajam dari si peneliti terhadap fakta-fakta yang ada.
2.    Imajinasi dan pemikiran kreatif dari peneliti.
3.    Kerangka analisa yang digunakan oleh peneliti.
4.    Metode dan desain penelitian yang dipilih oleh peneliti.

C.Ciri hipotesis yang baik

Perumusan hipotesis yang baik dan benar harus memenuhi ciri-ciri sebagai berikut:
1.   Hipotesis harus dinyatakan dalam bentuk kalimat pernyataan deklaratif, bukan kalimat pertanyaan.
2.    Hipotesis berisi penyataan mengenai hubungan antar paling sedikit dua variabel penelitian.
3.    Hipotesis harus sesuai dengan fakta dan dapat menerangkan fakta.
4.  Hipotesis harus dapat diuji (testable). Hipotesis dapat duji secara spesifik menunjukkan bagaimana variabel-variabel penelitian itudiukur dan bagaimana prediksi hubungan atau pengaruh antar variabel termaksud.
5.  Hipotesis harus sederhana (spesifik) dan terbatas, agar tidak terjadi kesalah pahaman pengertian.

D.Menggali hipotesis

Untuk merumuskan hipotesis seorang peneliti dituntut untuk dapatmenggali sumber-sumber hipotesis. Untuk itu peneliti harus:
1.       Memiliki banyak informasi tentang masalah yang akan dipecahkandengan cara banyak membaca literatur yang ada hubungannya denganpenelitian yang sedang dilaksanakan.
2.       Memiliki kemampuan untuk memeriksa keterangan tentang tempat, objek,dan hal-hal yang berhubungan satu sama lain dalam fenomena yangsedang diselidiki.
3.    Memiliki kemampuan untuk menghubungkan suatu keadaan dengankeadaan yang lain yang sesuai dengan kerangka teori dan bidang ilmuyang bersangkutan.

Dari beberapa pendapat para ahli,penggalian sumber-sumber hipotesis dapat berasal dari: Hambatan atau kesulitan dalam merumuskan hipotesis lebih banyakdisebabkan karena hal-hal:
1.       Tidak adanya kerangka teori atau tidak ada pengetahuan tentang kerangka teori yang jelas.
2.       Kurangnya kemampuan peneliti untuk menggunakan kerangka teori yang ada.
3.       Gagal berkenalan dengan teknik-teknik penelitian yang ada untuk   merumuskan kata-kata dalam membuat hipotesis secara benar.

E.Jenis-jenis Hipotesis

1.    Hipotesis satu arah dan hipotesis dua arah
Hipotesis penelitian dapat berupa hipotesis dua-arah dan dapat pulaberupa hipotesis satu-arah. Kedua macam tersebut dapat berisi pernyataanmengenai adanya perbedaan atau adanya hubungan.
·           Contoh hipotesis dua arah:

                                                                              i.         Ada perbedaan tingkat peningkatan berat badan bayi antara bayi yang memperoleh susu tambah 3 gelas dari ibu yang berperan ganda dan tidak berperan ganda.
                       ii.     Ada hubungan antara tingkat kecemasan dengan prestasi belajar 

·           Contoh hipotesis satu arah:

i.   Terdapat perbedaan peningkatan berat badan bayi yang signifikan antarabayi yang memperoleh susu tambah 3 gelas dari ibu yang berperan gandadan tidak berperan ganda.
ii.  Ada hubungan yang cukup kuat antara tingkat kecemasan siswa denganprestasi belajar siswa.
2. Hipotesis Statistik
     Rumusan hipotesis penelitian, pada saatnya akan diuji dengan menggunakanmetode statistik, perlu diterjemahkan dalam bentuk simbolik. Simbol-simbol yangdigunakan dalam rumusan hipotesis statistik adalah simbol-simbol parameter.Parameter adalah besaran-besaran yang ada pada populasi.Sebagai contoh, hipotesis penelitian yang menyatakan adanya perbedaanusia menarche antara siswi SMU I dan SMU II. Hal ini mengandung arti bahwaterdapat perbedaan rata-rata usia menarche antara siswi dari kedua sekolahtersebut. Dalam statistika, rata-rata berarti mean yang mempunyai simbol M,sedangkan parameter mean bagi populasi adalah µ. Oleh karena itu,simbolisasi hipotesis tersebut adalah:

          Ha:µ1≠µ2 (Hipotesis dua-arah) (kurang spesifik)
          Ha:µ1 >µ2 (Hipotesis satu-arah) (tepat dan spesifik)
Atau
Ha:µ1-µ2 ≠ 0 (Hipotesis dua-arah)
Ha:µ1 -µ2 > 0 (Hipotesis satu-arah)

     Dengan demikian simbol Ha berarti hipotesis alternatif, yaitu penerjemahan hipotesis penelitian secara operasional. Hipotesis alternatif disebut juga hipotesis kerja. Jadi, statistik sendiri digunakan tidak untuk langsung menguji hipotesisalternatif, akan tetapi digunakan untuk menolak atau menerima hipotesis nihil(nol). Penerimaan atau penolakan hipotesis alternatif merupakan konsekuensidari penolakan atau penerimaan hipotesis nihil Hipotesis nihil atau null hypothesis atau Ho adalah hipotesis yang meniadakan perbedaan antar kelompok atau meniadakan hubungan sebab akibat antar variabel. Hipotesis nihil berisi deklarasi yang meniadakan perbedaan atauhubungan antar variabel. Contoh dari hipotesis nol secara statistik adalah:
         Ho:µ1-µ2 = 0 (Hipotesis dua-arah)
         Ho:µ1=µ2= 0 (Hipotesis satu-arah)

Pada akhirnya penolakan terhadap hipotesis nihil akan membawa kepadapenerimaan hipotesis alternatif, sedangkan penerimaan terhadap hipotesis nihilakan meniadakan hipotesis alternatif.
 F.Kesalahan dalam perumusan hipotesis dan pengujian hipotesis
Dalam perumusan hipotesis dapat saja terjadi kesalahan. Kesalahan dalam perumusan hipotesis ada dua macam yaitu:
  1. Menolak hipotesis nihil yang seharusnya diterima, maka disebutkesalahan alpha dan diberi symbol αatau dikenal dengan taraf signifikansi pengukuran.
                2.   Menerima hipotesis nihil yang seharusnya ditolak, maka disebutkesalahan beta dan diberi simbol β

Pada umumnya penelitian di bidang pendidikan digunakan taraf signifikansi 0.05 atau 0.01, sedangkan untuk penelitian kedokteran dan farmasiyang resikonya berkaitan dengan nyawa manusia, diambil taraf signifikansi 0.005atau 0.001 bahkan mungkin 0.0001.

Metode Ilmiah

Kali ini saya akan membahas tentang metode ilmiah atau metode penelitian. Metode ilmiah merupakan salah satu hal yang penting dalam sebuah penelitian, bagian ini berisi penjelasan cara pelaksanaan kegiatan penelitian mencakup cara pengumpulan data, alat yang digunakan dan analisa data. Dalam tulisan kali ini saya akan membahas lebih jauh tentang metode ilmiah.
 
   Metode ilmiah  atau  proses ilmiah  merupakan proses keilmuan untuk memperoleh pengetahuan secara sistematis berdasarkan bukti fisis. Ilmuwan melakukan pengamatan serta membentukhipotesis dalam usahanya untuk menjelaskan fenomena alam. Prediksi yang dibuat berdasarkan hipotesis tersebut diuji dengan melakukan eksperimen. Jika suatu hipotesis lolos uji berkali-kali, hipotesis tersebut dapat menjadi suatu teori ilmiah.
Unsur utama metode ilmiah adalah pengulangan empat langkah berikut:
1.   Karakterisasi (pengamatan dan pengukuran)
2.   Hipotesis (penjelasan teoretis yang merupakan dugaan atas hasil pengamatan dan pengukuran)
3.   Prediksi (deduksi logis dari hipotesis)
4.   Eksperimen (pengujian atas semua hal di atas)

    Metode ilmiah bergantung pada karakterisasi yang cermat atas subjek investigasi. Dalam proses karakterisasi, ilmuwan mengidentifikasi sifat-sifat utama yang relevan yang dimiliki oleh subjek yang diteliti. Selain itu, proses ini juga dapat melibatkan proses penentuan (definisi) dan  pengamatan; pengamatan yang dimaksud sering kali memerlukan pengukuran dan/atau perhitungan yang cermat.
   Proses pengukuran dapat dilakukan dalam suatu tempat yang terkontrol, seperti laboratorium, atau dilakukan terhadap objek yang tidak dapat diakses atau dimanipulasi seperti bintangatau populasi manusia. Proses pengukuran sering memerlukan peralatan ilmiah khusus seperti termometer, spektroskop, atau voltmeter, dan kemajuan suatu bidang ilmu biasanya berkaitan erat dengan penemuan peralatan semacam itu. Hasil pengukuran secara ilmiah biasanya ditabulasikan dalam tabel, digambarkan dalam bentuk grafik, atau dipetakan, dan diproses dengan perhitungan statistika seperti korelasi dan regresi.
Karakterisasi
    Metode ilmiah bergantung pada karakterisasi yang cermat atas subjek investigasi. Dalam proses karakterisasi, ilmuwan mengidentifikasi sifat-sifat utama yang relevan yang dimiliki oleh subjek yang diteliti.Selain itu, proses ini juga dapat melibatkan proses penentuan (definisi) dan pengamatan; pengamatan yang dimaksud sering kali memerlukan pengukuran dan/atau perhitungan yang cermat. Proses pengukuran dapat dilakukan dalam suatu tempat yang terkontrol, seperti laboratorium, atau dilakukan terhadap objek yang tidak dapat diakses atau dimanipulasi seperti bintangatau populasi manusia.
  Proses pengukuran sering memerlukan peralatan ilmiah khusus seperti termometer, spektroskop, atau voltmeter, dan kemajuan suatu bidang ilmu biasanya berkaitan erat dengan penemuan peralatan semacam itu. Hasil pengukuran secara ilmiah biasanya ditabulasikan dalam tabel, digambarkan dalam bentuk grafik, atau dipetakan, dan diproses dengan perhitungan statistika seperti korelasi dan regresi. Pengukuran dalam karya ilmiah biasanya juga disertai dengan estimasi ketidakpastian hasil pengukuran tersebut. Ketidakpastian tersebut sering diestimasikan dengan melakukan pengukuran berulang atas kuantitas yang diukur
Prediksi dari hipotesis
    Hipotesis yang berguna akan memungkinkan prediksi berdasarkan deduksi. Prediksi tersebut mungkin meramalkan hasil suatu eksperimen dalam laboratorium atau pengamatan suatu fenomena di alam. Prediksi tersebut dapat pula bersifat statistik dan hanya berupa probabilitas. Hasil yang diramalkan oleh prediksi tersebut haruslah belum diketahui kebenarannya (apakah benar-benar akan terjadi atau tidak). Hanya dengan demikianlah maka terjadinya hasil tersebut menambah probabilitas bahwa hipotesis yang dibuat sebelumnya adalah benar. Jika hasil yang diramalkan sudah diketahui, hal itu disebut konsekuensi dan seharusnya sudah diperhitungkan saat membuat hipotesis. Jika prediksi tersebut tidak dapat diamati, hipotesis yang mendasari prediksi tersebut belumlah berguna bagi metode bersangkutan dan harus menunggu metode yang mungkin akan datang. Sebagai contoh, teknologi atau teori baru boleh jadi memungkinkan eksperimen untuk dapat dilakukan.
Eksperimen
  Setelah prediksi dibuat, hasilnya dapat diuji dengan eksperimen. Jika hasil eksperimen bertentangan dengan prediksi, maka hipotesis yang sedak diuji tidaklah benar atau tidak lengkap dan membutuhkan perbaikan atau bahkan perlu ditinggalkan. Jika hasil eksperimen sesuai dengan prediksi, maka hipotesis tersebut boleh jadi benar namun masih mungkin salah dan perlu diuji lebih lanjut. Hasil eksperimen tidak pernah dapat membenarkan suatu hipotesis, melainkan meningkatkan probabilitas kebenaran hipotesis tersebut. Hasil eksperimen secara mutlak bisa menyalahkan suatu hipotesis bila hasil eksperimen tersebut bertentangan dengan prediksi dari hipotesis. Bergantung pada prediksi yang dibuat, berupa-rupa eksperimen dapat dilakukan. Eksperimen tersebut dapat berupa eksperimen klasik di dalam laboratorium atau ekskavasi arkeologis. Eksperimen bahkan dapat berupa mengemudikan pesawat dari New York ke Paris dalam rangka menguji hipotesis aerodinamisme yang digunakan untuk membuat pesawat tersebut. Pencatatan yang detail sangatlah penting dalam eksperimen, untuk membantu dalam pelaporan hasil eksperimen dan memberikan bukti efektivitas dan keutuhan prosedur yang dilakukan. Pencatatan juga akan membantu dalam reproduksi eksperimen.

Langkah – kangkah metode ilmiah.  
1. Perumusan masalah      
    Perumusan masalah adalah langkah awal dalam melakukan kerja ilmiah. Masalah adalah kesulitan yang dihadapi yang memerlukan penyelesaiannya atau pemecahannya. Masalah penelitian dapat di ambil dari masalah yang ditemukan di lingkungan sekitar kita, baik benda mati maupun makhluk hidup. Misalnya, saat kamu berada di pantai dan mengamati ombak di lautan. Pada saat itu dipikiranmu mungkin timbul pertanyaan, mengapa terjadi ombak? Atau, bagaimanakah cara terjadinya ombak?  
   Untuk dapat merumuskan permasalahan dengan tepat, maka perlu melakukan identifikasi masalah. Agar permasalahan dapat diteliti dengan seksama, maka perlu dibatasi. Pembatasan diperlukan agar kita dapat fokus dalam menyelesaikan penelitian kita. Hal-hal yang harus diperhartikan di dalam merumuskan masalah, antara lain sebagai barikut. Masalah hendaknya dapat dinyatakan dalam bentuk kalimat Tanya.  
A. Rumusan masalah hendaknya singkat, padat, jelas dan mudah dipahami. Rumusan masalah yang terlalu panjang akan sulit dipahami dan akan menyimpang dari pokok permasalahan.  
B. Rumusan masalah hendaknya merupakan masalah yang kemungkinan dapat dicari cara pemecahannya. Permasalahan mengapa benda bergerak dapat dicari jawabannya dibandingkan permasalahn apakah dosa dapat diukur.  

2. Perumusan hipotesis.
   Ketika kita mengajukan atau merumuskan pertanyaan penelitian, maka sebenarnya pada saat itu jawabanya sudah ada dalam pikiran. Jawaban tersebut memang masih meragukan dan bersifat sementara, akan tetapi jawaban tersebut dapat digunakan untuk mengarahkan kita untuk mencari jawaban yang sebenarnya. Pernyataan yang dirumuskan sebagai jawaban sementara terhadap pertanyaan penelitian disebut sebagai hipotesis penelitian. Hipotesisi penelitian dapat juga dikatakan sebagai dugaan yang merupakan jawaban sementara terhadap masalah sebelum dibuktikan kebenarannya. Oleh karena berupa dugaan maka hipotesis yang kita buat mungkin saja salah. Ileh karena itu, kita harus melakukan sebuah percobaan untuk menguji kebenaran hipotesis yang sudah kita buat. 

3. Perancangan penelitian
   Sebelum dilakukan penelitian terlebih dahulu harus dipersiapkan rancangan penelitiannya. Rancangan penelitian ini berisi tentang rencana atau hal-hal yang harus dilakukan sebelum, selama dan setelah penelitian selesai. Metode penelitian, alat dan bahan yang diperlukan dalam penelitian juga harus disiapkan dalam rancangan penelitian.
    Penelitian yang kita lakukan dapat berupa penelitian deskriptif maupun penelitian eksperimental. Penelitian deskripsi merupakan penelitian yang memberikan gambaran secara sistematis, factual dan akurat mengenai fakta dan sifat-sipat objek yang diselidiki. Contoh dari penelitian deskriptif, misalnya penelitian untuk mengetahui populasi hewan komodo yang hidup di Pulau komodo pada tahun 2008.
   Adapun penelitian eksperimental merupakan penelitian yang menggunakan kelompok pembanding. Contoh penelitian eksperimental, misalnya penelitian tentang perbedaan pertumbuhan tanaman di tempat yang terkena matahari dengan pertumbuhan tanaman di tempat yang gelap.
   Selain rancangan penelitian, terdapat beberapa faktor lain yang juga harus diperhatikan. Faktor pertama adalah variabel penelitian, sedangkan yang kedua adalah populasi dan sampel. Variabel merupakan faktor yang mempengaruhi hasil penelitian. Populasi merupakan kumpulan/himpunan dari semua objek yang akan diamati ketika melakukan penelitian, sedangkan sampel merupakan himpunan bagian dari populasi. Di dalam penelitian, variabel dapat dibedakan menjadi : 
A. Variabel bebas yaitu variabel yang sengaja mengalami perlakuan atau sengaja diubah dan dapat menentukan variabel lainnya (variabel terikat). 
B. Variabel terikat yaitu variabel yang mengalami perubahan dengan pola teratur (dipengaruhi oleh variabel bebas). 
C. Variabel control yaitu variabel yang digunakan sebagai pembanding dan tidak mengalami perlakuan atau tidak diubah-ubah selama penelitian. 

4. Pelaksanaan penelitian.
Langkah-langkah pelaksanaan penelitian adalah sebagai berikut : 
A. Persiapan penelitian biasanya diwujudkan dalam pembuatan rancangan penelitian. Alat, bahan, tempat, waktu dan teknik pengumpulan data juga harus dipersiapkan dengan baik. 
B. Pelaksanaa 
     ·       Pengumpulan/pengambilan data. 
       1. Data kualitatif merupakan data yang diperoleh dari hasil pengamatan dengan menggunakan alat indra, seperti indra penglihatan (mata), indra penciuman (hidung), indra pengecap (lidah), indra pendengaran (telinga), dan indra peraba (kulit). Contohnya adalah ketika kita melakukan pengamatan buah mangga maka data kualitatif yang dapat kita peroleh adalah mengenai rasa buah, warna kulit, dan daging buah, serta wangi atau aroma buah.  
       2. Data kualitatif merupakan data yang diperoleh dari hasil pengukuran sehingga akan diperoleh data berupa angka-angka. Contohnya adalah data mengnai berat buah mangga,ketebalan daging buah, diameter buah mangga.
     ·      Pengolahan data. 
    Setelah data-data yang kita perlukan berhasil dikumpulkan maka tahapan selanjutnya adalah melakukan pengolahan atau analisis data. Data yang kita peroleh dapat ditulis atau kita nyatakan dalam beberapa bentuk, seperti table, grafik dan diagram. 
     ·      Menarik kesimpulan 
   Setelah pengolahan data melalui analisis selesai dilakukan maka kita dapat mengetahui apakah hipotesis yang kita buat sesuai dengan hasil penelitian atau mungkin juga tidak sesuai. Selanjutnya kita dapat mengambil kesimpilan dari penelitian yang telah kita lakukan. Kesimpulan yang kita peroleh dari hasil penelitian dapat mendukung hipotesis yang kita buat, tetapi kesimpulan yang kita ambil harus dapat menjawab permasalahan yang melatarbelakangi penelitian. 

5. Pelaporan penilitian.
Sistematika penyusunan laporan penelitian. 
   A. Pendahuluan, bagian pendahuluan merupakan bagian awal dari laporan hasil penelitian dan berisi tentang latar belakang dilaksanakannya penelitian, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan hipotesis. 
   B. Telaah kepustakaan/kajian teori, bagian kajian teori merupakan bagian yang berisi tentang hasil telaah yang dilakukan oleh peneliti terhadap teori dan hasil-hasil penelitian terdahulu yang berhubungan dengan penelitian yang dilakukan. 
   C. Metode penelitian, berisi segala sesuatu yang dilakukan oleh peneliti mulai dari persiapan, pelaksanaan dan akhir dari sebuah penelitian. Bagian metode penelitian berisi tentang teknik pengambilan data, cara atau teknik pengolahan data, populasi dan sampel, alat, bahan, tempat dan waktu penelitian. 
   D. Hasil dan pembahasan penelitian, berisi tentang data hasil penelitian yang berhasil dikumpulkan selama penelitian. Data yang diperoleh disampaikan dalam bentuk grafik, tabel , atau diagram. 
   E. Kesimpulan dan saran, berisi tentang kesimpulan yang dihasilkan merupakan jawaban terhadp hipotesis yang sudah diuji kebenarannya. Saran dari peneliti kepada pihak lain, yaitu pembaca dan bagi peneliti lainnya untuk melakukan penelitian-penelitian selanjutnya.

Sumber :
hira, anna . 2011. "Langkah - Langkah Metode Ilmiah Mempermudah Penelitian" (http://www.anneahira.com)
http://id.wikipedia.org/wiki/Metode_ilmiah
Riyanto, Angga. 2010. "MENGIDENTIFIKASI OBYEK SECARA TERENCANA DAN SISTEMATIS UNTUK MEMPEROLEH INFORMASI GEJALA ALAM BIOTIK "(http://anggaariyanto.blogspot.com)