Pada postingan saya kali ini, saya akan membahas tentang
hipotesis. Mungkin sebagai
akademisi kita tentunya sudah tidak asing lagi dengan kata hipotesis. Hipotesis
sering kita temukan dalam sebuah penelitian. Secara sederhana, kita dapat
mengartikan hipotesis sebagai dugaan awal seorang peneliti. Tentunya sebuah
dugaan bisa saja benar atau salah, nah untuk membuktikan hipotesis itulah
dilakukan sebuah penelitian.
A.Pengertian hipotesis
Hipotesis merupakan jawaban sementara
terhadap masalah penelitianyang kebenarannya harus diuji secara empiris.
Hipotesis menyatakan hubungan apa yang kita
cari atau ingin kita pelajari. Hipotesis adalah keterangan sementara dari hubungan fenomena-fenomena yang kompleks.
Oleh karena itu,perumusan hipotesis menjadi sangat penting dalam sebuah
penelitian. Peneliti harus
selalu bersikap terbuka terhadap fakta dan kesimpulan terdahulu baik yang memperkuat maupun yang bertentangan
denganprediksinya. Jadi, dalam hal ini telaah teoritik dan temuan penelitian yang
relevan berfungsi
menjelaskan permasalahan dan menegakkan prediksi akan jawabanterhadap
pertanyaan-pertanyaan penelitian.
Hipotesis penelitian dapat dirumuskan melalui jalur:
- Membaca dan
menelaah ulang (review) teori dan konsep-konsep yang membahas variabel-variabel penelitian dan
hubungannya dengan proses berfikir deduktif.
- Membaca dan
mereview temuan-temuan penelitian terdahulu yang relevan dengan permasalahan
penelitian lewat berfikir induktif.
B.Manfaat Hipotesis
Penetapan hipotesis dalam sebuah penelitian
memberikan manfaat sebagai berikut:
1. Memberikan batasan dan memperkecil
jangkauan penelitian dan kerja penelitian.
2. Mensiagakan peneliti kepada kondisi
fakta dan hubungan antar fakta,yang
kadang kala hilang begitu saja dari perhatian peneliti.
3. Sebagai alat yang sederhana dalam
memfokuskan fakta yang bercerai-berai tanpa
koordinasi ke dalam suatu kesatuan penting dan menyeluruh.
4. Sebagai panduan dalam pengujian
serta penyesuaian dengan fakta dan antar fakta.
Oleh karena
itu kualitas manfaat dari hipotesis tersebut akan sangat tergantung pada:
1. Pengamatan yang tajam dari si
peneliti terhadap fakta-fakta yang ada.
2. Imajinasi dan
pemikiran kreatif dari peneliti.
3. Kerangka
analisa yang digunakan oleh peneliti.
4. Metode dan desain penelitian yang
dipilih oleh peneliti.
C.Ciri hipotesis yang baik
Perumusan hipotesis yang baik dan benar harus memenuhi ciri-ciri sebagai
berikut:
1. Hipotesis harus dinyatakan dalam
bentuk kalimat pernyataan deklaratif, bukan
kalimat pertanyaan.
2. Hipotesis berisi penyataan mengenai
hubungan antar paling sedikit dua variabel
penelitian.
3. Hipotesis harus sesuai dengan fakta
dan dapat menerangkan fakta.
4. Hipotesis
harus dapat diuji (testable). Hipotesis dapat duji secara spesifik menunjukkan
bagaimana variabel-variabel penelitian itudiukur dan bagaimana prediksi
hubungan atau pengaruh antar variabel termaksud.
5. Hipotesis harus sederhana (spesifik)
dan terbatas, agar tidak terjadi kesalah pahaman
pengertian.
D.Menggali hipotesis
Untuk merumuskan hipotesis seorang
peneliti dituntut untuk dapatmenggali sumber-sumber hipotesis. Untuk itu
peneliti harus:
1.
Memiliki banyak informasi tentang masalah yang akan
dipecahkandengan cara banyak membaca
literatur yang ada hubungannya denganpenelitian yang sedang dilaksanakan.
2.
Memiliki kemampuan untuk memeriksa keterangan tentang
tempat, objek,dan hal-hal yang berhubungan
satu sama lain dalam fenomena yangsedang diselidiki.
3. Memiliki kemampuan untuk
menghubungkan suatu keadaan dengankeadaan
yang lain yang sesuai dengan kerangka teori dan bidang ilmuyang bersangkutan.
Dari beberapa pendapat para ahli,penggalian
sumber-sumber hipotesis dapat berasal dari: Hambatan atau kesulitan dalam merumuskan hipotesis lebih
banyakdisebabkan karena hal-hal:
1.
Tidak adanya kerangka teori atau tidak ada pengetahuan
tentang kerangka teori yang jelas.
2.
Kurangnya kemampuan peneliti untuk menggunakan kerangka
teori yang ada.
3.
Gagal berkenalan dengan teknik-teknik penelitian yang ada untuk
merumuskan kata-kata dalam membuat hipotesis secara
benar.
E.Jenis-jenis Hipotesis
1. Hipotesis satu
arah dan hipotesis dua arah
Hipotesis
penelitian dapat berupa hipotesis dua-arah dan dapat pulaberupa hipotesis
satu-arah. Kedua macam tersebut dapat berisi pernyataanmengenai adanya
perbedaan atau adanya hubungan.
·
Contoh hipotesis dua arah:
i. Ada perbedaan tingkat peningkatan berat badan bayi antara
bayi yang memperoleh susu tambah 3 gelas
dari ibu yang berperan ganda dan tidak berperan ganda.
ii. Ada hubungan antara tingkat
kecemasan dengan prestasi belajar
·
Contoh hipotesis satu arah:
i. Terdapat perbedaan peningkatan berat badan bayi yang
signifikan antarabayi yang memperoleh susu
tambah 3 gelas dari ibu yang berperan gandadan tidak berperan ganda.
ii. Ada hubungan yang cukup kuat antara tingkat kecemasan siswa
denganprestasi belajar siswa.
2. Hipotesis Statistik
Rumusan hipotesis penelitian, pada saatnya akan diuji dengan menggunakanmetode statistik, perlu diterjemahkan dalam bentuk simbolik. Simbol-simbol yangdigunakan dalam rumusan hipotesis statistik adalah simbol-simbol parameter.Parameter adalah besaran-besaran yang ada pada populasi.Sebagai contoh, hipotesis penelitian yang menyatakan adanya perbedaanusia menarche antara siswi SMU I dan SMU II. Hal ini mengandung arti bahwaterdapat perbedaan rata-rata usia menarche antara siswi dari kedua sekolahtersebut. Dalam statistika, rata-rata berarti mean yang mempunyai simbol M,sedangkan parameter mean bagi populasi adalah µ. Oleh karena itu,simbolisasi hipotesis tersebut adalah:
Ha:µ1≠µ2 (Hipotesis
dua-arah) (kurang spesifik)
Ha:µ1
>µ2
(Hipotesis satu-arah) (tepat dan spesifik)
Atau
Ha:µ1-µ2 ≠ 0
(Hipotesis dua-arah)
Ha:µ1
-µ2 > 0
(Hipotesis satu-arah)
Dengan demikian simbol Ha berarti hipotesis alternatif, yaitu penerjemahan hipotesis penelitian secara operasional. Hipotesis alternatif disebut juga hipotesis kerja. Jadi, statistik sendiri digunakan tidak untuk langsung menguji hipotesisalternatif, akan tetapi digunakan untuk menolak atau menerima hipotesis nihil(nol). Penerimaan atau penolakan hipotesis alternatif merupakan konsekuensidari penolakan atau penerimaan hipotesis nihil Hipotesis nihil atau null hypothesis atau Ho adalah hipotesis yang meniadakan perbedaan antar kelompok atau meniadakan hubungan sebab akibat antar variabel. Hipotesis nihil berisi deklarasi yang meniadakan perbedaan atauhubungan antar variabel. Contoh dari hipotesis nol secara statistik adalah:
Ho:µ1-µ2 = 0 (Hipotesis dua-arah)
Ho:µ1=µ2= 0 (Hipotesis satu-arah)
Pada akhirnya penolakan terhadap hipotesis nihil akan membawa kepadapenerimaan hipotesis alternatif, sedangkan penerimaan terhadap hipotesis nihilakan meniadakan hipotesis alternatif.
F.Kesalahan
dalam perumusan hipotesis dan pengujian hipotesis
Dalam perumusan hipotesis dapat saja terjadi kesalahan. Kesalahan dalam perumusan hipotesis ada dua macam yaitu:
2. Menerima hipotesis nihil yang seharusnya ditolak, maka disebutkesalahan beta dan diberi simbol β
- Menolak hipotesis nihil yang seharusnya diterima, maka disebutkesalahan alpha dan diberi symbol αatau dikenal dengan taraf signifikansi pengukuran.
Pada umumnya penelitian di bidang pendidikan digunakan taraf signifikansi 0.05 atau 0.01, sedangkan untuk penelitian kedokteran dan farmasiyang resikonya berkaitan dengan nyawa manusia, diambil taraf signifikansi 0.005atau 0.001 bahkan mungkin 0.0001.
No comments:
Post a Comment