Karya
tulis ilmiah adalah suatu produk dari kegiatan ilmiah. Mem- bicarakan produk
ilmiah, pasti kita membayangkan kegiatan yang dilakukan untuk menghasilkan
temuan baru yang bersifat ilmiah, yaitu penelitian. Memang temuan ilmiah
dilakukan melalu penelitian, namun tidak hanya penelitian merupakan
satu-satunya karya tulis ilmiah. Karya tulis ilmiah adalah suatu tulisan yang
membahas suatu per- masalahan. Pembahasan itu dilakukan berdasarkan
penyelidikan, pengamat- an, pengumpulan data yang diperoleh melalui suatu
penelitian. Karya tulis ilmiah melalui penelitian ini menggunakan metode ilmiah
yang sistematis untuk memperoleh jawaban secara ilmiah terhadap permasalahan
yang diteliti. Untuk memperjelas jawaban ilmiah berdasarkan penelitian,
penulisan karya tulis ilmiah hanya dapat dilakukan sesudah timbul suatu
masalah, yang kemudian dibahas melalui penelitian dan kesimpulan dari
penelitian tersebut.....
beberapa hal yang penting yang perlu diperhatikan oleh penulis sebuah karya
tulis ilmiah termasuk laporan penelitian.
I. T O P I K
Topik atau pokok pembicaraan berasal dari
kata Yunani "topoi". Dalam suatukarangan, topik merupakan
landasan yang dapat dipergunakan oleh seorang pengarang untuk menyampaikan maksudnya. Banyak hal yang dapatdipergunakan sebagai sumber penentuan topik sebuah
karangan, misalnya: pengalaman, keluarga, karier, alam sekitar, masalah kemasyarakatan,kebudayaan,
ilmu pengetahuan, cita-cita, dan sebagainya.Dari bermacam-macam hal yang
dijadikan topik tersebut, seorang pengarangdapat menyusun karangan dalam
bentuk:
a.Kisahan (Narasi):
karangan yang berkenaan dengan rangkaian peristiwa.
b.Perian (Deskripsi):
karangan yang melukiskan sesuatu sesuai dengankeadaan sebenarnya sehingga pembaca dapat mencitrai (melihat,mendengar, mencium, merasakan) apa yang
dilukiskan itu sesuai dengancitra penulisnya.
c.Paparan (Eksposisi):
karangan yang berusaha menerangkan ataumenjelaskan pokok pikiran yang dapat memperluas
pengetahuan pembaca karangan itu.
d.Bahasan (Argumentasi):
karangan yang berusaha memberikan alasanuntuk
memperkuat atau menolak suatu pendapat, pendirian, atau gagasan.
Syarat-syarat perumusan topik:
1.Topik
harus menarik perhatian penulis
Untuk dapat menghasilkan karangan yang baik dengan
data yang lengkap, seorang penulis
harusmemilih topikmenarik perhatiannya. Topik yang tidak disenangi akan menimbulkan keengganan penulis dalammenyelesaikan tulisan. Sehingga pencarian data dan informasi untuk melengkapi
karangan akan dilakukan dengan terpaksa.
2.Topik
harus diketahui oleh penulis
Seorang penulis sebelum memulai menulis se yogyanya
sudah mempunya pengetahuan tentang hal-hal atau prinsip-prinsip dasar
dari topik yang dipilih. Berdasarkan prinsip-prinsip
dasar tersebut, seorang penulis dapat mengembangkan
tulisannya menjadi suatu tulisan menarik, dengan cara melengkapi tulisan tersebut melalui
penelitian kepustakaan maupun penelitian lapangan.
3.Topik
yang dipilih sebaiknya:
a. Tidak terlalu baru
Topik yang terlalu baru memang menarik untuk ditulis, akan tetapiseringkali penulis mengalami hambatan dalam memperoleh datakepustakaan yang akan dipakai sebagai landasan atau penunjang.
b. Tidak terlalu teknis
Karangan yang terlalu teknis kurang dapat menonjolkan segi ilmiah.Tulisan semacam ini biasanya bersifat sebagai petunjuk tentang bagaimana tata cara melakukan sesuatu, tanpa
mengupas teori-teori yang ada.
c. Tidak terlalu kontroversial
Suatu tulisan yang mempunyai topik krontroversial menguraikan hal-hal di luar hal yang menjadi pendapat umum. Tulisan semacamini seringmenimbulkan permasalahan
bagi penulisny.
II. TEMA
Tema berasal dari kata Yunani"tithenai". Tema mempunyai dua pengertianyaitu :1. Suatu pesan
utama yang disampaikan oleh penulis melalui tulisannya.2. Suatu perumusan
dari topik yang akan dijadikan landasan pembicaraandan tujuan yang ingin
dicapai.Sebuah tulisan dikatakan baik apabila
tema dikembangkan secara terinci dan jelas. Adanya gagasan sentral,
rincian yang teratur dan susunan kalimat yang jelas
akan menghasilkan karangan yang menarik dan enak dibaca. Di sampingitu, seorang penulis juga harus menampilkan
keaslian tulisannya. Keasliantersebut dapat dilihat dari beberapa hal,
misalnya pokok permasalahan, sudut pandangan, cara pendekatan atau gaya
bahasa dan tulisannya.
III. JUDUL
Apabila topik dan tema sudah
ditentukan barulah penulis merumuskan judulkatya tulisnya. Judul yang
dirumuskan sifatnya tentatif, karena selama proses penulisan
ada kemungkinan judul berubah.Faktor-faktor yang perlu diperhatikan dalam
merumuskan judul:
1.Judul hendaknya relevan dengan tema dan
bagian-bagian dari tulisan tersebut;
2.Judul menimbulkan rasa ingin tahu seorang lain
untuk membaca tulisan itu(bersifat provokatif);
3.Judul tidak mempergunakan kalimat yang
terlalu panjang, jika judul terlalu panjang,
dapat dibuat judul utama dan judul tambahan (subjudul);
4.Pada penulisan tertentu (yang ada hubungan
sebab-akibat) seyogyanya judul harus memiliki
independent variable
(variabel bebas) dan dependent variable
(variahel terikat).
IV. KERANGKA KARANGAN
Agar penulis
dapat menerangkan isi karangannya secara teratur dan terinci,
diperlukan suatu kerangka karangan. Kerangka karangan akan membantu penulis untuk menyusun karangan yang logis dan teratur, karena kerangkakarangan
merupakan suatu rencana kerja seorang penulis.
Kegunaan kerangka karangan:
1.Untuk menyusun karangan secara teratur.
2.Membantu penulis menciptakan klimaks yang
berbeda-beda.
3.Menghindari penguraian topik
secara berulang-ulang.
4.Memudahkan mencari materi pembantu.
Perumusan kerangka karangan dapat dilakukan dengan dua
cara:
1. Kerangka kalimat
Kerangka kalimat merumuskan tiap
bagian karangan dengan kalimat beritayang
lengkap. Dengan demikian tujuan dan pokok
pembahasan akan dapat diketahui secara jelas baik oleh penulis sendiri
maupun orang lain.
2. Kerangka topik
Perumusan kerangka topik dilakukan
dengan menggunakan kata atau frasa.Kerangka semacam ini kurang
memberikan kejelasan bagi orang lain yang membacanya.
V. BENTUK LAHIRIAH
Karya tulis dari sudut bentuk dibedakan atas karya
formal, semi formal, dan nonformal, sebaliknya informal bukan menyangkut bentuk tetapi menyangkutkeresmian. Tulisan dari sudut ini dibedakan atas tulisan formal (=formil) dan
informal (=informil).
Karya tulis formal adalah
suatu tulisan/karangan yang memenuhi semua persyaratan lahiriah yang ditentukan oleh
kebiasaan; sedangkan karya tulis
yang memenuhi sebagian dari syarat formal disebut semi formal.
Apabila suatu tulisan tidak memenuhi persyaratan yang ditentukan,
maka tulisan tersebut disebut non formal. Tulisan disebut informal apabila tidak
menggunakan bahasa resmi, di samping
itu penulis juga memakai kata ganti orang pertama sebagai pengganti nama dirinya seolah-olah ia
berhadapan dengan pembacanya (personal). Bentuk lahiriah yang harus
dipenuhi oleh suatu tulisan formal:
1. Bagian pelengkap pendahuluan
a. Judul pendahuluan b.Halaman pengesahanc.
Halaman judul
d. Halaman persembahane. Kata pengantar f. Daftar
isig. Daftar gambar, tabel, keterangan
2. Bagian isi karangan
a. Pendahuluan
b. Tubuh karanganc. Penutup/Simpulan (dan saran)
3. Bagian pelengkap penutup
a. Daftar pustaka
b. Indeks
c. LampiranKarya tulis formal harus memakai bahasa
resmi dan tanpa menyebutkan nama diriatau nama pengganti penulis(impersonal)
misalnya kata saya, kami , kita, kecualihanya pada
kata pengantar.
VI. TEKNIK PENULISAN
Agar penulisan karya tulis sempurna, setelah isi dan bentuk lahiriah disusundengan cara yang semestinya, penulis juga harus mernpertahankan teknik penulisan
berdasarkan persyaratan yang lazim.
Masalah teknis yang
perlu diperhatikan, adalah:
1. Ukuran kertas
Karya tulis ilmiah umumnya mengggunakan kertas jenis HVS (60-80
gram ) putih
dengan ukuran kuarto (215 x 280 mm, jangan keliru dengan ukuran kertas A4
yaitu 210 x 297 mm).
2. Mesin tulis
Mesin tulis yang digunakan hendaknya memakai pika 10
(dalam satu inci dapatdiketik 10
karakter). Pengetikan
dapat juga dilakukan memakai komputer, tetapi pemilihan
huruf seyogyanya hanya Courier 12 (Contoh huruf Courier 12) di samping itu
hasil cetakannya (print out) hendaknya tidak berbentuk titiktitik (dot matric)melainkan berbentuk seperti huruf pada mesin tulis biasa. Dalam istilah
komputer
disebut NLQ (Near Letter Quality) atau LQ (Letter Quality).
3. Pita dan karbon
Pita maupun karbon yang digunakan hendaknya dalam
keadaan baik:, sehingga menghasilkan cetakan yang jelas dan tidak kabur.
4. Margin/pias (batas pinggir pengetikan)
Batas pengetikan adalah
4 cm untuk tepi kiri, 2,5 cm untuk tepi kanan, 4 cmuntuk tepi atas dan 3 cm untuk tepi bawah. Nomor bab diketik 6,5 cm dari
tepiatas dan
judul bab dimulai 8 cm dari tepi atas.
5. Pemisahan/pemenggalan kata
Pemenggalan kata ditandai dengan garis penghubung pada sukukatasebelumnya. Garis penghubung tidak ditempatkan di bawah suku kata yangdipenggal. Seorang penulis juga harus memperhatikan adanya awalan atau
akhiran dari
sebuah kata yang dipenggal.
6. Spasi/kait
Jarak antara baris dengan baris mempergunakan spasi rangkap (dua spasi).Sedangkan untuk catatan kaki, bibliografi dan kutipan langsung
yang lebih dari empat baris dipergunakan
spasi rapat (satu spasi) Apabila awal alinea (paragraf
dimulai dari pias paling kiri (tidak menjorokmasuk
ke dalam 5-7 ketikan) , maka jarak antar
alinea 3-4 spasi. Tetapi jika awal alinea
dimulai dengan menjorok/masuk ke dalam sebanyak 5-7 ketikan, maka
jarak antar alinea tetap
dengan spasi ganda (2 spasi).
Sedangkan jarak antara judul bab dan naskah dipakai
3-4 spasi.
7. Nomor halaman
Halaman pendahuluan ditandai dengan angka Romawi kecil, sedangkanhalaman-hataman
selanjutnya menggunakan nomor dengan angka Arab. Nomor halaman dapat dicantumkan pada tengah halaman
sebelah bawah atau sudut kanan atas.
8. Judul
Judul bab ditulis di bagian tengah
atas dengan huruf kapital dan tidak digaris bawahi
atau tidak ditulis di antara tanda kutip. Judul bab juga tidak diakhiridengan tanda
titik.
9. Huruf miring
Huruf miring berfungsi menggantikan garis bawah.Huruf
miring biasanya digunakan untuk:a. Penekanan sebuah kata atau kalimat; b.
Menyatakan judul buku atau majalah;c. Menyatakan kata atau frasa asing.
10. Penulisan angka
Untuk menuliskan angka dalam karangan, perlu diperhatikan ketentuan penulisan
sebagai berikut:
- Bilangan
di bawah seratus, yang terdiri dari satu atau dua
kata, bilangan seratus dan kelipatannya, seribu dan kelipatannya
ditulis dengan huruf;
- Bilangan terdiri dari
tiga kata atau lebih, ditulis dengan angka;
- Bilangan pecahan biasanya ditulis dengan huruf,kecuali pecahan dari bilangan
yang besar;
- Persentase tetap ditulis dengan angka;
- Nomor telepon, nomor
jalan, tanggal dan nomor halaman ditulis dengan angka;
- Angka tidak boleh dipergunakan untuk mengawali sebuah kalimat.
11.Penulisan kutipan
Dalam penulisan karya tulis ilmiah, seorang penulis
sering meminjam pendapat, atau ucapan orang lain yang terdapat pada buku,
majalah, bahkan bunyi pasal dalam peraturan perundangundangan. Untuk itu seorang penulis harusmemperhatikan
prinsip-prinsip mengutip,yaitu:
a.Tidak mengadakan pengubahan naskah asli yang dikutip. Kalaupun perlumengadakan pengubahan, maka seorang penulis harus memberi
keterangan bahwa kutipan tersebut telah diubah. Caranya adalah dengan
memberi huruf tebal, atau memberi keterangan dengan tanda kurung
segi empat;
b.Bila dalam naskah asli terdapat
kesalahan, penulis dapat memberikan tanda
[sic!] langsung di belakang kata yang salah. Hal itu
berarti bahwa kesalahanada pada
naskah asli dan penulis tidak bertanggung jawab atas kesalahan Penghilangan bagian kutipan tidak boleh
mengakibatkan perubahan makna asli naskah yang dikutip
Cara mengutip:
- Ku t i p a n l a
n g s u n g t e r d i r i d a
r i t i g a b a
r i s a t a u k u
r a n g
Cara menulis kutipan langsung yang
panjangnya sampai dengan tiga baris,adalah
sebagai berikut:(1) kutipan diintegrasikan dengan naskah;(2) jarak antara baris
dengan baris dua spasi;(3) kutipan diapit dengan tanda kutip;(4) akhir kutipan
diberi nomor urut penunjukan yang diketik setengah spasi keatas.
- K u t i p a n l a
n g s u n g t e r d i r i l e
b i h d a r i t i
g a b a r i s
Sebuah kutipan langsung yang terdiri lebih dari tiga baris, ditulis sebagai berikut:(1)
kutipan dipisahkan dari naskah dengan jarak 3 spasi;(2) jarak antara baris
dengan baris satu spasi;(3) kutipan bisa diapit tanda kutip, bisa juga
tidak;(4) akhir kutipan diberi nomor urut penunjukan yang diketik setengah
spasi keatas;(5) seluruh kutipan diketik menjorok ke dalam antara 5-7 ketikan;
- K u
t i p a n t i d a k l a n g s u n g
Dalam kutipan tidak langsung
penulis tidak mengutip naskah sebagaimana adanya, melainkan mengambil sari
dari tulisan yang dikutip. Cara menulis kutipan seperti ini adalah sebagai
berikut:(1) kutipan diintegrasikan dengan naskah;(2) jarak antara baris dua
spasi;(3) kutipan tidak diapit dengan tanda kutip;(4) akhir kutipan diberi
nomor urut penunjukan yang diketik setengah spasi keatas.
12. Penulisan sumber kutipan
Seorang penulis yang mengutip pendapat orang lain harus mencantum
kan sumber
kutipan yang bersangkutan. Menyusun Karya
Tulis Ilmiah Ada tiga cara penulisan sumber kutipan, yaitu:
a. American Psycological
Associations Manual (APA)
Mencantumkan langsung sumber kutipan di akhir kutipan
yang ditulis dalam tanda kurung. Contoh: (Soerjono
Soekanto, 1983: 23) , artinya:Kutipan tersebut diambil dari buku
karangan Soerjono Soekanto yang terbittahun 1983 pada halaman 23.
Dalam penulisan sumber semacam
ini, tidak mudah untuk langsung menemukan dari sumber mana/apa kutipan tersebut
diambil. Pembaca sulit mengetahui judul buku yang dikutip. Seyogyanya pada setiap akhir bab dibuat daftar pustaka.
Adapun cara menuliskan Daftar Pustaka dengan cara ini ialah,
1)namapengarang;
2) tahun terbit;
3) judul;
4) cetakan/edisi;
5) nama kota;
6) nama penerbit.
b. Modern Language Associations Handbook (MLA):
Memberi nomor urut pada setiap akhir kutipan, kemudian menulis sumber kutipannya di akhir bab, pada lembar khusus yang disebut
"Catatan"Cara menuliskan sumber kutipan sama
seperti menulis pada Catatan Kaki
Sumber
:
No comments:
Post a Comment