Thursday, January 24, 2013

Langkah-langkah penulisan karya ilmiah



Karya tulis ilmiah adalah suatu produk dari kegiatan ilmiah. Mem- bicarakan produk ilmiah, pasti kita membayangkan kegiatan yang dilakukan untuk menghasilkan temuan baru yang bersifat ilmiah, yaitu penelitian. Memang temuan ilmiah dilakukan melalu penelitian, namun tidak hanya penelitian merupakan satu-satunya karya tulis ilmiah. Karya tulis ilmiah adalah suatu tulisan yang membahas suatu per- masalahan. Pembahasan itu dilakukan berdasarkan penyelidikan, pengamat- an, pengumpulan data yang diperoleh melalui suatu penelitian. Karya tulis ilmiah melalui penelitian ini menggunakan metode ilmiah yang sistematis untuk memperoleh jawaban secara ilmiah terhadap permasalahan yang diteliti. Untuk memperjelas jawaban ilmiah berdasarkan penelitian, penulisan karya tulis ilmiah hanya dapat dilakukan sesudah timbul suatu masalah, yang kemudian dibahas melalui penelitian dan kesimpulan dari penelitian tersebut.....
beberapa hal yang penting yang perlu diperhatikan oleh penulis sebuah karya tulis ilmiah termasuk laporan penelitian.

          I. T O P I K 

Topik atau pokok pembicaraan berasal dari kata Yunani "topoi". Dalam suatukarangan, topik merupakan landasan yang dapat dipergunakan oleh seorang pengarang untuk menyampaikan maksudnya. Banyak hal yang dapatdipergunakan sebagai sumber penentuan topik sebuah karangan, misalnya: pengalaman, keluarga, karier, alam sekitar, masalah kemasyarakatan,kebudayaan, ilmu pengetahuan, cita-cita, dan sebagainya.Dari bermacam-macam hal yang dijadikan topik tersebut, seorang pengarangdapat menyusun karangan dalam bentuk:

a.Kisahan (Narasi):
     karangan yang berkenaan dengan rangkaian peristiwa.

b.Perian (Deskripsi):
  karangan yang melukiskan sesuatu sesuai dengankeadaan sebenarnya sehingga pembaca dapat mencitrai (melihat,mendengar, mencium, merasakan) apa yang dilukiskan itu sesuai dengancitra penulisnya.

c.Paparan (Eksposisi):
  karangan yang berusaha menerangkan ataumenjelaskan  pokok pikiran yang dapat memperluas pengetahuan pembaca karangan itu.

d.Bahasan (Argumentasi):
 karangan yang berusaha memberikan alasanuntuk memperkuat atau menolak suatu pendapat, pendirian, atau gagasan.

          Syarat-syarat perumusan topik:

1.Topik harus menarik perhatian penulis
Untuk dapat menghasilkan karangan yang baik dengan data yang lengkap, seorang penulis  harusmemilih topikmenarik perhatiannya. Topik yang tidak disenangi akan menimbulkan keengganan penulis dalammenyelesaikan tulisan. Sehingga pencarian data dan informasi untuk melengkapi karangan akan dilakukan dengan terpaksa.

2.Topik harus diketahui oleh penulis
Seorang penulis sebelum memulai menulis se yogyanya sudah mempunya pengetahuan tentang hal-hal atau prinsip-prinsip dasar  dari topik yang dipilih. Berdasarkan prinsip-prinsip dasar tersebut, seorang penulis dapat mengembangkan tulisannya menjadi suatu tulisan menarik, dengan cara melengkapi tulisan  tersebut  melalui  penelitian  kepustakaan  maupun  penelitian lapangan.

3.Topik yang dipilih sebaiknya:
a. Tidak terlalu baru
Topik yang terlalu baru memang menarik untuk ditulis, akan tetapiseringkali penulis mengalami hambatan dalam memperoleh datakepustakaan yang akan dipakai sebagai landasan atau penunjang. 

b. Tidak terlalu teknis
Karangan yang terlalu teknis kurang dapat menonjolkan segi ilmiah.Tulisan semacam ini biasanya bersifat sebagai petunjuk tentang bagaimana tata cara melakukan sesuatu, tanpa mengupas teori-teori yang ada.

c. Tidak terlalu kontroversial 
Suatu tulisan yang  mempunyai  topik  krontroversial  menguraikan  hal-hal di  luar hal yang menjadi pendapat umum. Tulisan semacamini seringmenimbulkan permasalahan  bagi  penulisny.

          II. TEMA

     Tema berasal dari kata Yunani"tithenai". Tema mempunyai dua pengertianyaitu :1. Suatu pesan utama yang disampaikan oleh penulis melalui tulisannya.2. Suatu perumusan dari topik yang akan dijadikan landasan pembicaraandan tujuan yang ingin dicapai.Sebuah tulisan dikatakan baik apabila tema dikembangkan secara terinci dan jelas. Adanya gagasan sentral, rincian yang teratur dan susunan kalimat yang jelas akan menghasilkan karangan yang menarik dan enak dibaca. Di sampingitu, seorang penulis juga harus menampilkan keaslian tulisannya. Keasliantersebut dapat dilihat dari beberapa hal, misalnya pokok permasalahan, sudut pandangan, cara pendekatan atau gaya bahasa dan tulisannya.

          III. JUDUL

     Apabila topik dan tema sudah ditentukan barulah penulis merumuskan judulkatya tulisnya. Judul yang dirumuskan sifatnya tentatif, karena selama proses penulisan ada kemungkinan judul berubah.Faktor-faktor yang perlu diperhatikan dalam merumuskan judul:
1.Judul hendaknya relevan dengan tema dan bagian-bagian dari tulisan tersebut;
2.Judul menimbulkan rasa ingin tahu seorang lain untuk membaca tulisan itu(bersifat provokatif);
3.Judul tidak mempergunakan kalimat yang terlalu panjang, jika judul terlalu panjang, dapat dibuat judul utama dan judul tambahan (subjudul);
4.Pada penulisan tertentu (yang ada hubungan sebab-akibat) seyogyanya judul harus memiliki independent variable (variabel bebas) dan dependent variable
(variahel terikat).



IV. KERANGKA KARANGAN

Agar penulis dapat menerangkan isi  karangannya secara teratur dan terinci, diperlukan suatu kerangka karangan. Kerangka karangan akan membantu penulis untuk menyusun karangan yang logis dan teratur, karena kerangkakarangan merupakan suatu rencana kerja seorang penulis.

Kegunaan kerangka karangan:
1.Untuk menyusun karangan secara teratur.
2.Membantu penulis menciptakan klimaks yang berbeda-beda.
3.Menghindari penguraian topik secara berulang-ulang.
4.Memudahkan mencari materi pembantu.

Perumusan kerangka karangan dapat dilakukan dengan dua cara:
1. Kerangka kalimat 
Kerangka kalimat merumuskan tiap bagian karangan dengan kalimat beritayang lengkap. Dengan demikian tujuan dan pokok pembahasan akan dapat diketahui secara jelas baik oleh penulis sendiri maupun orang lain.

2. Kerangka topik 
Perumusan kerangka topik dilakukan dengan menggunakan kata atau frasa.Kerangka semacam ini kurang memberikan kejelasan bagi orang lain yang membacanya.

         V. BENTUK LAHIRIAH

Karya tulis dari sudut bentuk dibedakan atas karya formal, semi formal, dan nonformal, sebaliknya informal bukan menyangkut bentuk tetapi menyangkutkeresmian. Tulisan dari sudut ini dibedakan atas tulisan formal (=formil) dan informal (=informil).
Karya tulis formal  adalah  suatu  tulisan/karangan  yang memenuhi  semua persyaratan lahiriah yang ditentukan oleh kebiasaan; sedangkan karya  tulis  yang  memenuhi sebagian dari syarat formal disebut semi formal. Apabila  suatu tulisan  tidak memenuhi persyaratan yang ditentukan, maka tulisan tersebut disebut non formal.  Tulisan disebut informal apabila tidak menggunakan bahasa resmi, di samping itu penulis juga memakai kata ganti orang pertama sebagai pengganti nama dirinya seolah-olah ia berhadapan dengan pembacanya (personal). Bentuk lahiriah yang harus dipenuhi oleh suatu tulisan formal:

1. Bagian pelengkap pendahuluan
a. Judul pendahuluan b.Halaman pengesahanc. Halaman judul
d. Halaman persembahane. Kata pengantar f. Daftar isig. Daftar gambar, tabel, keterangan

2. Bagian isi karangan
a. Pendahuluan 
b. Tubuh karanganc. Penutup/Simpulan (dan saran)

3. Bagian pelengkap penutup
 a. Daftar pustaka 
b. Indeks
c. LampiranKarya tulis formal harus memakai bahasa resmi dan tanpa menyebutkan nama diriatau nama pengganti penulis(impersonal) misalnya kata saya, kami , kita, kecualihanya pada kata pengantar.

         VI. TEKNIK PENULISAN
    Agar penulisan karya tulis sempurna, setelah isi dan bentuk lahiriah disusundengan cara yang semestinya, penulis juga harus mernpertahankan teknik  penulisan berdasarkan persyaratan yang lazim.

Masalah teknis yang perlu diperhatikan, adalah:
1. Ukuran kertas
Karya tulis ilmiah umumnya mengggunakan kertas jenis HVS (60-80  gram ) putih dengan ukuran kuarto (215 x 280 mm, jangan keliru dengan ukuran kertas A4 yaitu 210 x 297 mm).

2. Mesin tulis
Mesin tulis yang digunakan hendaknya memakai pika 10 (dalam satu inci dapatdiketik 10
karakter). Pengetikan dapat juga dilakukan memakai komputer, tetapi pemilihan huruf seyogyanya hanya Courier 12 (Contoh huruf Courier 12) di samping itu
hasil cetakannya (print out) hendaknya tidak berbentuk titiktitik (dot matric)melainkan berbentuk seperti huruf pada mesin tulis biasa. Dalam istilah komputer disebut NLQ (Near Letter Quality) atau LQ (Letter Quality).

3. Pita dan karbon
Pita maupun karbon  yang  digunakan hendaknya dalam keadaan baik:, sehingga menghasilkan cetakan yang jelas dan tidak kabur.

4. Margin/pias (batas pinggir pengetikan)
Batas pengetikan adalah 4 cm untuk tepi kiri, 2,5 cm untuk tepi kanan, 4 cmuntuk tepi atas dan 3 cm untuk tepi bawah. Nomor bab diketik 6,5 cm dari tepiatas dan judul bab dimulai 8 cm dari tepi atas.

5. Pemisahan/pemenggalan kata
Pemenggalan kata ditandai dengan garis penghubung pada sukukatasebelumnya. Garis penghubung tidak ditempatkan di bawah suku kata yangdipenggal. Seorang penulis juga harus memperhatikan adanya awalan atau akhiran dari sebuah kata yang dipenggal.

6. Spasi/kait
Jarak antara baris dengan baris mempergunakan spasi rangkap (dua spasi).Sedangkan untuk catatan kaki, bibliografi dan kutipan langsung yang lebih dari empat  baris dipergunakan spasi  rapat (satu spasi) Apabila awal  alinea  (paragraf  dimulai dari pias paling kiri (tidak menjorokmasuk ke dalam 5-7 ketikan) ,  maka jarak antar alinea 3-4 spasi. Tetapi jika awal alinea dimulai dengan menjorok/masuk ke dalam sebanyak 5-7 ketikan, maka  jarak antar  alinea tetap  dengan  spasi  ganda (2 spasi).  Sedangkan jarak antara judul bab dan naskah dipakai 3-4 spasi.

7. Nomor halaman
Halaman pendahuluan ditandai dengan angka Romawi kecil, sedangkanhalaman-hataman selanjutnya menggunakan nomor dengan angka Arab. Nomor halaman dapat dicantumkan pada tengah halaman sebelah bawah atau sudut kanan atas.

8. Judul
Judul bab ditulis di bagian tengah atas dengan huruf kapital dan tidak digaris bawahi atau tidak ditulis di antara tanda kutip. Judul bab juga tidak diakhiridengan tanda titik.

9. Huruf miring
Huruf miring berfungsi menggantikan garis bawah.Huruf miring biasanya digunakan untuk:a. Penekanan sebuah kata atau kalimat; b. Menyatakan judul buku atau majalah;c. Menyatakan kata atau frasa asing.

10. Penulisan angka
Untuk menuliskan angka dalam karangan, perlu diperhatikan ketentuan penulisan sebagai berikut:
  1. Bilangan di bawah seratus, yang terdiri dari satu atau dua kata, bilangan seratus dan kelipatannya, seribu dan kelipatannya ditulis dengan huruf;
  2. Bilangan terdiri dari tiga kata atau lebih, ditulis dengan angka;
  3. Bilangan pecahan biasanya ditulis dengan huruf,kecuali pecahan dari bilangan yang besar;
  4. Persentase tetap ditulis dengan angka;
  5. Nomor telepon, nomor jalan, tanggal dan nomor halaman ditulis dengan angka;
  6. Angka tidak boleh dipergunakan untuk mengawali sebuah kalimat.
11.Penulisan kutipan
Dalam penulisan karya tulis ilmiah, seorang penulis sering meminjam  pendapat, atau ucapan orang lain yang terdapat pada buku, majalah, bahkan bunyi pasal dalam peraturan perundangundangan. Untuk itu seorang penulis harusmemperhatikan prinsip-prinsip mengutip,yaitu:
a.Tidak mengadakan pengubahan naskah asli yang dikutip. Kalaupun perlumengadakan pengubahan, maka seorang penulis harus memberi keterangan bahwa kutipan tersebut telah diubah. Caranya adalah dengan memberi huruf tebal, atau memberi keterangan dengan tanda kurung segi empat; 
b.Bila dalam naskah asli terdapat kesalahan, penulis dapat memberikan tanda
[sic!] langsung di belakang kata yang salah. Hal itu berarti bahwa kesalahanada pada naskah asli dan penulis tidak bertanggung jawab atas kesalahan Penghilangan bagian kutipan tidak boleh mengakibatkan perubahan makna asli naskah yang dikutip

Cara mengutip:
  1. Ku t  i p a n   l a n g s u n g   t e r d i r i   d a r i   t i g a   b a r i s   a t a u   k u r a n g  
Cara menulis kutipan langsung yang panjangnya sampai dengan tiga baris,adalah sebagai berikut:(1) kutipan diintegrasikan dengan naskah;(2) jarak antara baris dengan baris dua spasi;(3) kutipan diapit dengan tanda kutip;(4) akhir kutipan diberi nomor urut penunjukan yang diketik setengah spasi keatas.

  1. K u t i p a n   l a n g s u n g   t e r d i r i   l e b i h   d a r i   t i g a   b a r i s
Sebuah kutipan langsung yang terdiri lebih dari tiga baris, ditulis sebagai berikut:(1) kutipan dipisahkan dari naskah dengan jarak 3 spasi;(2) jarak antara baris dengan baris satu spasi;(3) kutipan bisa diapit tanda kutip, bisa juga tidak;(4) akhir kutipan diberi nomor urut penunjukan yang diketik setengah spasi keatas;(5) seluruh kutipan diketik menjorok ke dalam antara 5-7 ketikan;

  1.   K u t i p a n   t i d a k   l a n g s u n g  
Dalam kutipan tidak langsung penulis tidak mengutip naskah sebagaimana adanya, melainkan mengambil sari dari tulisan yang dikutip. Cara menulis kutipan seperti ini adalah sebagai berikut:(1) kutipan diintegrasikan dengan naskah;(2) jarak antara baris dua spasi;(3) kutipan tidak diapit dengan tanda kutip;(4) akhir kutipan diberi nomor urut penunjukan yang diketik setengah spasi keatas.

12. Penulisan sumber kutipan
Seorang penulis yang mengutip pendapat orang lain harus mencantum kan sumber kutipan yang bersangkutan. Menyusun Karya Tulis Ilmiah Ada tiga cara penulisan sumber kutipan, yaitu:

a. American Psycological Associations Manual (APA)
Mencantumkan langsung sumber kutipan di akhir kutipan yang ditulis dalam tanda kurung. Contoh: (Soerjono Soekanto, 1983: 23) , artinya:Kutipan tersebut diambil dari buku karangan Soerjono Soekanto yang terbittahun 1983 pada halaman 23.

Dalam penulisan sumber semacam ini, tidak mudah untuk langsung menemukan dari sumber mana/apa kutipan tersebut diambil. Pembaca sulit mengetahui judul buku yang dikutip. Seyogyanya pada setiap akhir bab dibuat daftar pustaka. Adapun cara menuliskan Daftar Pustaka dengan cara ini ialah,
1)namapengarang; 
2) tahun terbit; 
3) judul; 
4) cetakan/edisi; 
5) nama kota;
6) nama penerbit.

b. Modern Language Associations Handbook (MLA):
Memberi nomor urut pada setiap akhir kutipan, kemudian menulis sumber kutipannya di akhir bab, pada lembar khusus yang disebut
"Catatan"Cara menuliskan sumber kutipan sama seperti menulis pada Catatan Kaki

Sumber :

No comments:

Post a Comment