Monday, January 28, 2013

Proposal Penelitian

      A. JUDUL PENELITIAN 
Pengaruh Suku Bunga dan Nilai Tukar Rupiah Terhadap Pemberian Kredit Untuk Nasabah Bank Mandiri

      B. PENDAHULUAN
Latar Belakang Masalah
     Hancurnya industri keuangan global yang dipicu oleh naiknya harga minyak serta pangan dan semakin diperparah dengan terjadinya krisis keungn di Amerika Serikat telah mengakibatkan melambatnya pertumbuhan ekonomi global.

     Dampak dari krisis di Amerika Serikat yang berdampak pada peningkatan inflasi di beberapa negara serta diikuti dengan kenaikan suku bunga dan nilai tukar mata uang setempat. Hal ini terjadi karena sistem keuangan suatu negara tidak bisa berdiri sendiri.Selallu terkait dengan sistem keuangan pada negara lain secara global. Hal ini lah yang mendorong penulis untuk melkukan penelitian mengenai fenomena yang sedang terjadi tersebut melalui penelitian ilmiah yang berjudul “Pengaruh Suku Bunga dan Nilai Tukar Rupiah Terhadap Pemberian Kredit Untuk Nasabah Bank Mandiri”
Pada tahun 2008, Bank Indonesia pernah melakukan penelitian terhadap dampak empiris inflasi terhadap pertumbuhan dan kualitas kredit perbankan di Indonesia. Hasil dafri penelitian menunjukkan bahwa secara signifikan inflasi mempengaruhi pertumbuhan dan kualitas kredit.

Perumusan Masalah
      Dalam penelitian ilmiah ini, penulis akan mencoba merumuskan persoalan dalam bentuk beberapa pertanyaan sebagai berikut :
1. Bagaimana pengaruh nilai tukar Rupiah terhadap USD, GBP, dan JPY terhadap pemberian kredit di bank Mandiri?
2. Bagaimana pengaruh suku bunga di Indonesia, Amerika, Inggris, dan Jepang terhadap pemberian kredit di bank Mandiri?

Tujuan Penelitian
Penelitian ilmiah ini bertujuan untuk :
1. Mengetahui dan menganalisis pengaruh nilai tukar Rupiah terhadap USD, GBP, dan JPY terhadap pemberian kredit di bank Mandiri?
2. Mengetahui dan menganalisis pengaruh suku bunga di Indonesia, Amerika, Inggris, dan Jepang terhadap pemberian kredit di bank Mandiri?

Kegunaan Penelitian
Penelitian ilmiah yang akan dilakukan penulis ini mudah-mudahan dapat bermanfaat bagi penulis sendiri maupun pihak-pihak lain yang berkepentingan.
1. Manfaat akademis
Penelitian yang sangat berhubungan dengan manajemen dana bank, manajemen perkreditan, serta keuangan internasional diharapkan dapat lebih dipahami oleh pihak yang berkepentingan
2. manfaat dalam implementasi
Penelitian ini difokuskan pada bank Mandiri sebagai objek penelitian sehingga diharapkan hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai pertimbangan dalam pengambilan kebijakan dan keputusan.

Batasan Masalah
Untuk menghindari melebarnya topik yang akan diteliti, maka penulis membatasi permasalahan yang akan diteliti sebagai berikut :
1.   Penelitian hanya akan menggunakan aktiva pada bank Mandiri
2. Aktiva sutu bank terdiri dari banyak pos, dan penulis hanya membatasi untuk menggunakan pos-pos  yang sesuai dengan skala prioritas penggunaan dana, yaitu :
* kredit untuk nasabah; terdiri dari kredit yang diberikan
* investasi untuk pendapatan; terdiri dari penyertaan.
3. Dalam penelitian ini penulis hanya membatasi penggunaan data suku bunga, inflasi, serta kurs Rupiah terhadap negara Amerika, Inggris, dan jepang
4. Alat bantu yang digunakan untuk menganalisa data statistik agar dapat diolah, ditampilkan, dan dimanipulasi sehingga dapat menyajikan suatu informasi dalam penelitian ini menggunakan software SPSS

     C. TINJAUAN PUSTAKA
Neraca Bank
Menurut Soedijono pada kuliah Institusi Depositori dan Pasar Modal, Neraca sebuah bank dapat dibagi menjadi dua bagian, yaitu aktiva dan pasiva. Selanjutnya pasive sebuah bank terdiri dari utang dan modal.

Inflasi
menurut www.Organisasi.org , inflasi adalah suatu keadaan dimana harga barang secara umum mengalami kenaikn dan berlangsung dalam waktu yang lama dan terus menerus
Suku Bunga
menurut John Maynard keynes, bahwa suku bunga ditentukan oleh penawaran dan permintaan terhadap uang.

     D. PERUMUSAN HIPOTESA
Hipotesa yang akan dicoba untuk dirumuskan berdasarkan kerangka pemikiran diatas adalah :
* H01: Tidak ada pengaruh nilai tukar rupiah terhadap USD, GBP, dan JPY terhadap pemberian kredit untuk nasabah bank Mandiri
* H02: Tidak ada pengaruh suku bunga Indonesia , Amerika, Inggris, dan Jepang terhadap pemberian kredit untuk nasabah bank mandiri.

     E. METODOLOGI PENELITIAN
Data Penelitian
1. Sumber data
data diperoleh dari Laporan tahunan Bank Indonesia dan Laporan keuangan Publikasi Triwulan Neraca PT. Bank Mandiri (Persero), Tbk
2. jenis Data
a. ativa bank mandiri
aktiva bank mandiri yang terdiri dari :
kredit untuk nasabah, terdiri dari kredit yang diberikan
investasi untuk pendapatan, terdiri dari penyertaan.
b. kurs Rupiah terhadap USD, GBP, dan JPY
c. Suku bunga inflasi di Indonesia, Amerika, Inggris, dan jepang
3. Tipe Data
data yang diteliti adalah data sekunder yang diterbitkan oleh bank Indonesia dalam bentuk buletin
Objek Penelitian
Objek penelitian adalah bank Mandiri
Periode Penelitian
data yang digunakan merupakan data triwulan dari triwulan IV 2000 sampai dengan triwulan II 2008
Alat Yang Digunakan
Alat bantu yang digunakan dalam penelitian ilmiah ini adalah software SPSS
Model Analisis
Model analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis regresi linier dengan metode kuadrat terkecil

     F. RENCANA BIAYA PENELITIAN
Penelitian ini merupakan penelitian ilmiah untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar sarjana, maka semua biaya penelitian ini akan ditanggung oleh penulis

     G. JADWAL PENELITIAN
Minggu I : Persiapan
Minggu II – IV : pengumpulan dan analisis data
Minggu V – IX : penyusuna laporan
Minggu X-XII : laporan akhir

sumber :
http://carapedia.com/Contoh_Proposal_Penelitian_Ilmiah_info155.html

Piagam Penghargaan dan Sertifikat


Konvensi naskah


KONVENSI NASKAH

           Konvensi naskah adalah penulisan sebuah naskah berdasarkan ketentuan, aturan yang sudah lazim, dan sudah disepakati. Dari segi persyaratan formal ini, dapat dibedakan lagi karya yang dilakukan secara formal, semi-formal, dan non-formal. Yang dimaksud dengan formal adalah bahwa suatu karya memenuhi semua persyaratan lahiriah yang dituntut oleh konvensi. Sebaliknya, semi-formal yaitu bila sebuah karangan tidak memenuhi semua persyaratan lahiriah yang dituntut konvensi. Sedangkan non-formal yaitu bila bentuk sebuah karangan tidak memenuhi syarat-syarat formalnya.

SYARAT FORMAL PENULISAN SEBUAH NASKAH

Pengorganisasian karangan adalah penyusunan seluruh unsur karangan menjadi satu kesatuan karangan dengan berdasarkan persyaratan formal kebahasaan yang baik, benar, cermat, logis: penguasaan, wawasan keilmuan bidang kajian yang ditulis secara memadai; dan format pengetikan yang sistematis. Persyaratan formal (bentuk lahiriah) yang harus dipenuhi sebuah karya menyangkut tiga bagian utama, yaitu: Bagian pelengkap pendahuluan, isi karangan, dan bagian pelengkap penutup.

Unsur-unsur dalam Penulisan Sebuah Karangan:

A.    Bagian Pelengkap Pendahuluan
a. Judul Pendahuluan (Judul Sampul)
b. Halaman Judul
c. Halaman Persembahan (kalau ada)
d. Halaman Pengesahan (kalau ada)
e. Kata Pengantar
f.  Daftar Isi
g. Daftar Gambar (kalau ada)
h. Daftar Tabel (kalau ada)

B.    Bagian Isi Karangan
a.  Pendahuluan
b. Tubuh Karangan
c.  Kesimpulan

C.     Bagian Pelengkap Penutup
a.  Daftar Pustaka (Bibliografi)
b.  Lampiran (Apendix)
c.  Indeks
d.  Riwayat Hidup Penulis

A.   Bagian Pelengkap Pendahuluan

Bagian pelengkap pendahuluan atau disebut juga halaman-halaman pendahuluan sama sekali tidak menyangkut isi karangan. Tetapi bagian ini harus disiapkan sebagai bahan informasi bagi para pembaca dan sekaligus berfungsi menampilkan karangan itu dalam bentuk yang kelihatan lebih menarik.

a.  Judul Pendahuluan (Judul Sampul) dan Halaman Judul

Judul pendahuluan adalah nama karangan. Halaman judul pendahuluan tidak mengandung apa-apa kecuali mencantumkan judul karangan atau judul buku. Judul karangan atau judul buku ditulis dengan huruf kapital. Biasanya letaknya di tengah halaman agak ke atas. Namun, variasi-variasi lain memang kerap sekali dijumpai. 
Dalam pembuatan sebuah makalah atau skripsi, halaman judul mencantumkan nama karangan, penjelasan adanya tugas, nama pengarang (penyusun), kelengkapan identitas pengarang (nomor induk/registrasi, kelas, nomor absen), nama unit studi (unit kerja), nama lembaga (jurusan, fakultas, unversitas), nama kota, dan tahun penulisan.

Untuk memberikan daya tarik pembaca, penyusunan judul perlu memperhatikan unsur-unsur sebagai berikut:
*       Judul menggambarkan keseluruhan isi karangan.
*       Judul harus menarik pembaca baik makna maupun penulisannya.
*       Sampul: nama karangan, penulis, dan penerbit.
*       Halaman judul: nama karangan, penjelasan adanya tugas, penulis, kelengkapan identitas pengarang, nama unit studi, nama lembaga, nama kota, dan tahun penulisan (dalam pembuatan makalah atau skripsi).
*       Seluruh frasa ditulis pada posisi tengah secara simetri (untuk karangan formal), atau model lurus pada margin kiri (untuk karangan yang tidak terlalu formal).

Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pembuatan makalah atau skripsi pada halaman judul:

þ   Judul diketik dengan huruf  kapital, misalnya:

UPAYA MENGATASI KEMISKINAN PADA
MASYARAKAT PEMUKIMAN KUMUH
DI KELURAHAN JATINEGARA JAKARTA TIMUR

þ   Penjelasan tentang tugas disusun dalam bentuk kalimat, misalnya:
Makalah ini Disusun untuk Melengkapi Ujian Akhir
Mata Kuliah Bahasa Indonesia Semester Ganjil 2009
Atau
Skripsi ini Diajukan untuk Melengkapi Ujian Sarjana Ekonomi pada
Fakultas Ekonomi Universitas Gunadarma
þ   Nama penulis ditulis dengan huruf kapital, di bawah nama dituliskan Nomor Induk Mahasiswa (NIM), misalnya:
ANASTASIA INDRIANI
10709234
þ   Logo universitas untuk makalah, skripsi, tesis, dan disertasi; makalah ilmiah tidak diharuskan menggunakan logo.
þ   Data institusi mahasiswa mencantumkan program studi, jurusan, fakultas, unversitas, nama kota, dan tahun ditulis dengan huruf kapital, misalnya:
JURUSAN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS GUNADARMA
JAKARTA
2008
Hal-hal yang harus dihindarkan dalam halaman judul karangan formal:
  1.     Komposisi tidak menarik.
  2.     Tidak estetik.
  3.     Hiasan gambar tidak relevan.
  4.     Variasi huruf jenis huruf.
  5.     Kata “ditulis (disusun) oleh.”
  6.     Kata “NIM/NRP.”
  7.     Hiasan, tanda-tanda, atau garis yang tidak berfungsi.
  8.     Kata-kata yang berisi slogan.
  9.     Ungkapan emosional.
  10.      Menuliskan kata-kata atau kalimat yang tidak berfungsi.

       b. Halaman Persembahan
       Bagian ini tidak terlalu penting. Bila penulis ingin memasukan bagian ini, maka hal itu semata-mata dibuat atas pertimbangan penulis. Persembahan ini jarang melebihi satu halaman, dan biasanya terdiri dari beberapa kata saja, misalnya:
Kutulis novel ini
dengan cahaya cinta
untuk mahar menyunting belahan jiwa,
Muyasaratun Sa’idah binti KH. Muslim Djawahir, alm.
Rabbana hab lanaa min azwaajinaa wa dzurriyyaatinaa
Qurrata a’yuni waj’alnaa lil muttaqiina imaama. Amin.
Bila penulis menganggap perlu memasukkan persembahan ini, maka persembahan ini ditempatkan berhadapan dengan halaman belakang judul buku, atau berhadapan dengan halaman belakang cover buku, atau juga menyatu dengan halaman judul buku.
c. Halaman Pengesahan
Halaman pengesahan digunakan sebagai pembuktian bahwa karya ilmiah yang telah ditanda-tangani oleh pembimbing, pembaca/penguji, dan ketua jurusan telah memenuhi persyaratan administratif sebagai karya ilmiah. Halaman pengesahan biasanya digunakan untuk penulisan skripsi, tesis, dan disertasi, sedangkan makalah ilmiah, dan karangan lainnya (baik non-fiksi maupun fiksi) tidak mengharuskan adanya halaman pengesahan. Penyusunan pengesahan ditulis dengan memperhatikan persyaratan formal urutan dan tata letak unsur-unsur yang harus tertulis di dalamnya.
Judul skripsi seluruhnya ditulis dengan huruf kapital pada posisi tengah antara margin kiri dan kanan. Nama lengkap termasuk gelar akademis pembimbing materi/teknis, pembaca/penguji, dan ketua program jurusan ditulis secara benar dan disusun secara simetri kiri-kanan dan atas-bawah. Skripsi diajukan kepada sidang penguji akademis setelah disetujui oleh pembimbing dan pembaca/penguji. Penulis skripsi dinyatakan lulus jika skripsinya telah diuji di hadapan sidang terbuka/tertutup dan telah ditanda-tangani oleh semua nama yang tercantum dalam halaman pengesahan. Nama kota dan tanggal pengesahan ditulis di atas kata ketua jurusan.
Hal-hal yang harus dihindarkan:
Ø  Menggaris-bawahi nama dan kata-kata lainnya.
Ø  Menggunakan titik atau koma pada akhir nama.
Ø  Tulisan melampaui garis tepi.
Ø  Menulis nama tidak lengkap.
Ø  Menggunakan huruf yang tidak standar.
Ø  Tidak mencantumkan gelar akademis.  
d. Kata Pengantar
Kata pengantar fungsinya sama dengan sebuah surat pengantar. Kata pengantar adalah bagian karangan yang berisi penjelasan mengapa menulis sebuah karangan. Setiap karangan ilmiah, seperti: buku, skripsi, tesis, disertasi, makalah, atau laporan formal ilmiah harus menggunakan kata pengantar. Di dalamnya disajikan informasi sebagai berikut:
v Ucapan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa.
v Penjelasan adanya tugas penulisan karya ilmiah (untuk skripsi, tesis, disertasi, atau laporan formal ilmiah).
v Penjelasan pelaksanaan penulisan karya ilmiah (untuk skripsi, tesis, disertasi, atau laporan formal ilmiah).
v Penjelasan adanya bantuan, bimbingan, dan arahan dari seseorang, sekolompok orang, atau organisasi/lembaga.
v Ucapan terima kasih kepada seseorang, sekolompok orang, atau organisasi/lembaga yang membantu.
v Penyebutan nama kota, tanggal, bulan, tahun, dan nama lengkap penulis, tanpa dibubuhi tanda-tangan.
v Harapan penulis atas karangan tersebut.
v Manfaat bagi pembaca serta kesediaan menerima kritik dan saran.
Kata pengantar merupakan bagian dari keseluruhan karya ilmiah. Sifatnya formal dan ilmiah. Oleh karena itu, kata pengantar harus ditulis dengan Bahasa Indonesia yang baku, baik, dan benar. Isi kata pengantar tidak menyajikan isi karangan, atau hal-hal lain yang tertulis dalam pendahuluan, tubuh karangan, dan kesimpulan. Sebaliknya, apa yang sudah tertulis dalam kata pengantar tidak ditulis ulang dalam isi karangan.
Hal-hal yang harus dihindarkan:
1.     Menguraikan isi karangan.
2.     Mengungkapkan perasaan berlebihan.
3.     Menyalahi kaidah bahasa.
4.     Menunjukkan sikap kurang percaya diri.
5.     Kurang meyakinkan.
6.     Kata pengantar terlalu panjang.
7.     Menulis kata pengantar semacam sambutan.
Kesalahan bahasa: ejaan, kalimat, paragraf, diksi, dan tanda baca tidak efektif.
e. Daftar Isi
Daftar isi adalah bagian pelengkap pendahuluan yang memuat garis besar isi karangan ilmiah secara lengkap dan menyeluruh, dari judul sampai dengan riwayat hidup penulis sebagaimana lazimnya sebuah konvensi naskah karangan. Daftar isi berfungsi untuk merujuk nomor halaman judul bab, sub-bab, dan unsur- unsur pelengkap dari sebuah buku yang bersangkutan.
Daftar isi disusun secara konsisten baik penomoran, penulisan, maupun tata letak judul bab dan judul sub-sub bab. Konsistensi ini dipengaruhi oleh bentuk yang digunakan.
f. Daftar Gambar
Bila dalam buku itu terdapat gambar-gambar, maka setiap gambar yang tercantum dalam karangan harus tertulis didalam daftar gambar. Daftar gambar menginformasikan: judul gambar, dan nomor halaman.
g. Daftar Tabel 
Bila dalam buku itu terdapat tabel-tabel, maka setiap tabel yang tertulis dalam karangan harus tercantum dalam daftar tabel. Daftar tabel ini menginformasikan: nama tabel dan nomor halaman.

B.   Bagian Isi Karangan
Bagian isi karangan sebenarnya merupakan inti dari karangan atau buku; atau secara singkat dapat dikatakan karangan atau buku itu sendiri.
a. Pendahuluan
Pendahuluan adalah bab I karangan. Tujuan utama pendahuluan adalah menarik perhatian pembaca, memusatkan perhatian pembaca terhadap masalah yang dibicarakan, dan menunjukkan dasar yang sebenarnya dari uraian itu. Pendahuluan terdiri dari latar belakang, masalah, tujuan pembahasan, pembatasan masalah, landasan teori, dan metode pembahasan. Kesuluruhan isi pendahuluan mengantarkan pembaca kepada materi yang akan dibahas, dianalisis-sintesis, dideskripsi, atau diuraikan dalam bab kedua sampai bab terakhir.
Untuk menulis pendahuluan yang baik, penulis perlu memperhatikan pokok-pokok yang harus tertuang dalam masing-masing unsur pendahuluan sebagai berikut:
1)      Latar belakang masalah, menyajikan:

1.     Penalaran (alasan) yang menimbulkan masalah atau pertanyaan yang akan diuraikan jawabannya dalam bab pertengahan antara pendahuluan dan kesimpulan dan dijawab atau ditegaskan dalam kesimpulan. Untuk itu, arah penalaran harus jelas, misalnya deduktif, sebab-akibat, atau induktif.
2.     Kegunaan praktis hasil analisis, misalnya: memberikan masukan bagi kebijakan pimpinan dalam membuat keputusan, memberikan acuan bagi pengembangan sistem kerja yang akan datang.
3.     Pengetahuan tentang studi kepustakaan, gunakan informasi mutakhir dari buku-buku ilmiah, jurnal, atau internet yang dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah. Penulis hendaklah mengupayakan penggunaan buku-buku terbaru.
4.     Pengungkapan masalah utama secara jelas dalam bentuk pertanyaan, gunakan kata tanya yang menuntut adanya analisis, misalnya: bagaimana...., mengapa.....
5.     Tidak menggunakan kata apa karena tidak menuntut adanya analisis, cukup dijawab dengan ya atau tidak.
2)     Tujuan penulisan berisi:

a)     Target, sasaran, atau upaya yang hendak dicapai, misalnya: mendeskripsikan hubungan X terhadap Y; membuktikan bahwa budaya tradisi dapat dilestarikan dengan kreativitas baru; menguraikan pengaruh X terhadap Y.
b)     Upaya pokok yang harus dilakukan, misalnya: mendeskripsikan data primer tentang kualitas budaya tradisi penduduk asli Jakarta; membuktikan bahwa pembangunan lingkungan pemukiman kumuh yang tidak layak huni memerlukan bantuan pemerintah.
c)     Tujuan utama dapat dirinci menjadi beberapa tujuan sesuai dengan masalah yang akan dibahas. Jika masalah utama dirinci menjadi dua, tujuan juga dirinci menjadi dua.
3)      Ruang lingkup masalah berisi:

d)     Pembatasan masalah yang akan dibahas.
e)     Rumusan detail masalah yang akan dibahas.
f)      Definisi atau batasan pengertian istilah yang tertuang dalam setiap variabel. Pendefinisian merupakan suatu usaha yang sengaja dilakukan untuk mengungkapkan suatu benda, konsep, proses, aktivitas, peristiwa, dan sebagainya dengan kata-kata.
 
4)      Landasan teori menyajikan:

g)    Deskripsi atau kajian teoritik variabel X tentang prinsip-prinsip teori, pendapat ahli dan pendapat umum, hukum, dalil, atau opini yang digunakan sebagai landasan pemikiran kerangka kerja penelitian dan penulisan sampai dengan kesimpulan atau rekomendasi.
h)     Penjelasan hubungan teori dengan kerangka berpikir dalam mengembangkan konsep penulisan, penalaran, atau alasan menggunakan teori tersebut.
5)      Sumber data penulisan berisi:
i)      Sumber data sekunder dan data primer.
j)      Kriteria penentuan jumlah data.
k)     Kriteria penentuan mutu data.
l)      Kriteria penentuan sample.
m)   Kesesuaian data dengan sifat dan tujuan pembahasan.
6)      Metode dan teknik penulisan berisi:
n)     Penjelasan metode yang digunakan dalam pembahasan, misalnya: metode kuantitatif, metode deskripsi, metode komparatif, metode korelasi, metode eksploratif, atau metode eksperimental.
o)     Teknik penulisan menyajikan cara pengumpulan data seperti wawancara, observasi, dan kuisioner; analisis data, hasil analisis data, dan kesimpulan.
7)      Sistematika penulisan berisi:
p)     Gambaran singkat penyajian isi pendahuluan, pembahasan utama, dan kesimpulan.
q)     Penjelasan lambang-lambang, simbol-simbol, atau kode (kalau ada)

b.      Tubuh Karangan
  Tubuh karangan atau bagian utama karangan merupakan inti karangan berisi sajian pembahasan masalah. Bagian ini menguraikan seluruh masalah yang dirumuskan pada pendahuluan secara tuntas (sempurna). Di sinilah terletak segala masalah yang    akan dibahas secara sistematis. Kesempurnaan pembahasan diukur berdasarkan kelengkapan unsur-unsur berikut ini:­­
1)      Ketuntasan materi:
Materi yang dibahas mencakup seluruh variabel yang tertulis pada kalimat tesis, baik pembahasan yang berupa data sekunder (kajian teoretik) maupun data primer. Pembahasan data primer harus menyertakan pembuktian secara logika, fakta yang telah dianalisis atau diuji kebenarannya, contoh-contoh, dan pembuktian lain yang dapat mendukung ketuntasan pembenaran.
2)      Kejelasan uraian/deskripsi:
v       Kejelasan konsep:

Konsep adalah keseluruhan pikiran yang terorganisasi secara utuh, jelas, dan tuntas dalam suatu kesatuan makna. Untuk itu, penguraian dari bab ke sub-bab, dari sub-bab ke detail yang lebih rinci sampai dengan uraian perlu memperhatikan kepaduan dan koherensial, terutama dalam menganalisis, menginterpretasikan (manafsirkan) dan menyintesiskan dalam suatu penegasan atau kesimpulan. Selain itu, penulis perlu memperhatikan konsistensi dalam penomoran, penggunaan huruf, jarak spasi, teknik kutipan, catatan pustaka, dan catatan kaki.
v       Kejelasan bahasa:
Kejelasan dan ketetapan pilihan kata yang dapat diukur kebenarannya. Untuk mewujudkan hal itu, kata lugas atau kata denotatif lebih baik daripada kata konotatif atau kata kias (terkecuali dalam pembuatan karangan fiksi, kata konotatif atau kata kias sangat diperlukan)
Kejelasan makna kalimat tidak bermakna ganda, menggunakan struktur kalimat yang betul, menggunakan ejaan yang baku, menggunakan kalimat efektif, menggunakan koordinatif dan subordinatif secara benar.
Kejelasan makna paragraf dengan memperhatikan syarat-syarat paragraf: kesatuan pikiran, kepaduan, koherensi (dengan repetisi, kata ganti, paralelisme, kata transisi), dan menggunakan pikiran utama, serta menunjukkan adanya penalaran yang logis (induktif, deduktif, kausal, kronologis, spasial). 
v       Kejelasan penyajian dan fakta kebenaran fakta:

Kejelasan penyajian fakta dapat diupayakan dengan berbagai cara, antara lain: penyajian dari umum ke khusus, dari yang terpenting ke kurang penting; kejelasan urutan proses. Untuk menunjang kejelasan ini perlu didukung dengan gambar, grafik, bagan, tabel, diagram, dan foto-foto. Namun, kebenaran fakta sendiri harus diperhatikan kepastiannya.
Hal-hal lain yang harus dihindarkan dalam penulisan karangan (ilmiah):

·       Subjektivitas dengan menggunakan kata-kata: saya pikir, saya rasa, menurut pengalaman saya, dan lain-lain. Atasi subjektivitas ini dengan menggunakan: penelitian membuktikan bahwa…, uji laboratorium membuktikan bahwa…, survei membuktikan bahwa…,
·       Kesalahan: pembuktian pendapat tidak mencukupi, penolakan konsep tanpa alasan yang cukup, salah nalar, penjelasan tidak tuntas, alur pikir (dari topik sampai dengan simpulan) tidak konsisten, pembuktian dengan prasangka atau berdasarkan kepentingan pribadi, pengungkapan maksud yang tidak jelas arahnya, definisi variabel tidak (kurang) operasional, proposisi yang dikembangkan tidak jelas, terlalu panjang, atau bias, uraian tidak sesuai dengan judul.
c. Kesimpulan
     Kesimpulan atau simpulan merupakan bagian terakhir atau penutup dari isi karangan, dan juga merupakan bagian terpenting sebuah karangan ilmiah. Pembaca yang tidak memiliki cukup waktu untuk membaca naskah seutuhnya cenderung akan membaca bagian-bagian penting saja, antara lain kesimpulan. Oleh karena itu, kesimpulan harus disusun sebaik mungkin. Kesimpulan harus dirumuskan dengan tegas sebagai suatu pendapat pengarang atau penulis terhadap masalah yang telah diuraikan.
Penulis dapat merumuskan kesimpulannya dengan dua cara:

v Dalam tulisan-tulisan yang bersifat argumentatif, dapat dibuat ringkasan-ringkasan argumen yang penting dalam bentuk dalil-dalil (atau tesis-tesis), sejalan dengan perkembangan dalam tubuh karangan itu.
v Untuk kesimpulan-kesimpulan biasa, cukup disarikan tujuan atau isi yang umum dari pokok-pokok yang telah diuraikan dalam tubuh karangan itu.

C.   Bagian Pelengkap Penutup
Bagian pelengkap penutup juga merupakan syarat-syarat formal bagi suatu karangan ilmiah.
a. Daftar pustaka (Bibliografi)
     Setiap karangan ilmiah harus menggunakan data pustaka atau catatan kaki dan dilengkapi dengan daftar bacaan. Daftar pustaka (bibliografi) adalah daftar yang berisi judul buku, artikel, dan bahan penerbitan lainnya yang mempunyai pertalian dengan sebuah atau sebagian karangan.

Unsur-unsur daftar pustaka meliputi:

§  Nama pengarang: penulisannya dibalik dengan menggunakan koma.
§  Tahun terbit.
§  Judul buku: penulisannya bercetak miring.
§  Data publikasi, meliputi tempat/kota terbit, dan penerbit..
§  Untuk sebuah artikel diperlukan pula judul artikel, nama majalah, jilid, nomor, dan tahun terbit.
Contoh: Tarigan, Henry. 1990. Membaca sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung: Angkasa. (Banyak versi lainnya, misal: Sistem Harvard, Sistem Vancover, dan lain-lain)
Keterangan:

·     Jika buku itu disusun oleh dua pengarang, nama pengarang kedua tidak perlu dibalik.
·     Jika buku itu disusun oleh lembaga, nama lembaga itu yang dipakai untuk menggantikan nama pengarang.
·     Jika buku itu merupakan editorial (bunga rampai), nama editor yang dipakai dan di belakangnya diberi keterangan ed. ‘editor’
·     Nama gelar pengarang lazimnya tidak dituliskan.
·     Daftar pustaka disusun secara alfabetis berdasarkan urutan huruf awal nama belakang pengarang.

b. Lampiran (Apendix)
     Lampiran (apendix) merupakan suatu bagian pelengkap yang fungsinya terkadang tumpang tindih dengan catatan kaki. Bila penulis ingin memasukan suatu bahan informasi secara panjang lebar, atau sesuatu informasi yang baru, maka dapat dimasukkan dalam lampiran ini. Lampiran ini dapat berupa esai, cerita, daftar nama, model analisis, dan lain-lain. Lampiran ini disertakan sebagai bagian dari pembuktian ilmiah. Penyajian dalam bentuk lampiran agar tidak mengganggu pembahasan jika disertakan dalam uraian.
c. Indeks

     Indeks adalah daftar kata atau istilah yang digunakan dalam uraian dan disusun secara alfabetis (urut abjad). Penulisan indeks disertai nomor halaman yang mencantumkan penggunaan istilah tersebut. Indeks berfungsi untuk memudahkan pencarian kata dan penggunaannya dalam pembahasan.
d. Riwayat Hidup Penulis

     Buku, skripsi, tesis, disertasi perlu disertai daftar riwayat hidup. Dalam skripsi menuntut daftar RHP lebih lengkap. Daftar riwayat hidup merupakan gambaran kehidupan penulis atau pengarang. Daftar riwayat hidup meliputi: nama penulis, tempat tanggal lahir, pendidikan, pengalaman berorganisasi atau pekerjaan, dan karya-karya yang telah dihasilkan oleh penulis.

 sumber : 

Thursday, January 24, 2013

Langkah-langkah penulisan karya ilmiah



Karya tulis ilmiah adalah suatu produk dari kegiatan ilmiah. Mem- bicarakan produk ilmiah, pasti kita membayangkan kegiatan yang dilakukan untuk menghasilkan temuan baru yang bersifat ilmiah, yaitu penelitian. Memang temuan ilmiah dilakukan melalu penelitian, namun tidak hanya penelitian merupakan satu-satunya karya tulis ilmiah. Karya tulis ilmiah adalah suatu tulisan yang membahas suatu per- masalahan. Pembahasan itu dilakukan berdasarkan penyelidikan, pengamat- an, pengumpulan data yang diperoleh melalui suatu penelitian. Karya tulis ilmiah melalui penelitian ini menggunakan metode ilmiah yang sistematis untuk memperoleh jawaban secara ilmiah terhadap permasalahan yang diteliti. Untuk memperjelas jawaban ilmiah berdasarkan penelitian, penulisan karya tulis ilmiah hanya dapat dilakukan sesudah timbul suatu masalah, yang kemudian dibahas melalui penelitian dan kesimpulan dari penelitian tersebut.....
beberapa hal yang penting yang perlu diperhatikan oleh penulis sebuah karya tulis ilmiah termasuk laporan penelitian.

          I. T O P I K 

Topik atau pokok pembicaraan berasal dari kata Yunani "topoi". Dalam suatukarangan, topik merupakan landasan yang dapat dipergunakan oleh seorang pengarang untuk menyampaikan maksudnya. Banyak hal yang dapatdipergunakan sebagai sumber penentuan topik sebuah karangan, misalnya: pengalaman, keluarga, karier, alam sekitar, masalah kemasyarakatan,kebudayaan, ilmu pengetahuan, cita-cita, dan sebagainya.Dari bermacam-macam hal yang dijadikan topik tersebut, seorang pengarangdapat menyusun karangan dalam bentuk:

a.Kisahan (Narasi):
     karangan yang berkenaan dengan rangkaian peristiwa.

b.Perian (Deskripsi):
  karangan yang melukiskan sesuatu sesuai dengankeadaan sebenarnya sehingga pembaca dapat mencitrai (melihat,mendengar, mencium, merasakan) apa yang dilukiskan itu sesuai dengancitra penulisnya.

c.Paparan (Eksposisi):
  karangan yang berusaha menerangkan ataumenjelaskan  pokok pikiran yang dapat memperluas pengetahuan pembaca karangan itu.

d.Bahasan (Argumentasi):
 karangan yang berusaha memberikan alasanuntuk memperkuat atau menolak suatu pendapat, pendirian, atau gagasan.

          Syarat-syarat perumusan topik:

1.Topik harus menarik perhatian penulis
Untuk dapat menghasilkan karangan yang baik dengan data yang lengkap, seorang penulis  harusmemilih topikmenarik perhatiannya. Topik yang tidak disenangi akan menimbulkan keengganan penulis dalammenyelesaikan tulisan. Sehingga pencarian data dan informasi untuk melengkapi karangan akan dilakukan dengan terpaksa.

2.Topik harus diketahui oleh penulis
Seorang penulis sebelum memulai menulis se yogyanya sudah mempunya pengetahuan tentang hal-hal atau prinsip-prinsip dasar  dari topik yang dipilih. Berdasarkan prinsip-prinsip dasar tersebut, seorang penulis dapat mengembangkan tulisannya menjadi suatu tulisan menarik, dengan cara melengkapi tulisan  tersebut  melalui  penelitian  kepustakaan  maupun  penelitian lapangan.

3.Topik yang dipilih sebaiknya:
a. Tidak terlalu baru
Topik yang terlalu baru memang menarik untuk ditulis, akan tetapiseringkali penulis mengalami hambatan dalam memperoleh datakepustakaan yang akan dipakai sebagai landasan atau penunjang. 

b. Tidak terlalu teknis
Karangan yang terlalu teknis kurang dapat menonjolkan segi ilmiah.Tulisan semacam ini biasanya bersifat sebagai petunjuk tentang bagaimana tata cara melakukan sesuatu, tanpa mengupas teori-teori yang ada.

c. Tidak terlalu kontroversial 
Suatu tulisan yang  mempunyai  topik  krontroversial  menguraikan  hal-hal di  luar hal yang menjadi pendapat umum. Tulisan semacamini seringmenimbulkan permasalahan  bagi  penulisny.

          II. TEMA

     Tema berasal dari kata Yunani"tithenai". Tema mempunyai dua pengertianyaitu :1. Suatu pesan utama yang disampaikan oleh penulis melalui tulisannya.2. Suatu perumusan dari topik yang akan dijadikan landasan pembicaraandan tujuan yang ingin dicapai.Sebuah tulisan dikatakan baik apabila tema dikembangkan secara terinci dan jelas. Adanya gagasan sentral, rincian yang teratur dan susunan kalimat yang jelas akan menghasilkan karangan yang menarik dan enak dibaca. Di sampingitu, seorang penulis juga harus menampilkan keaslian tulisannya. Keasliantersebut dapat dilihat dari beberapa hal, misalnya pokok permasalahan, sudut pandangan, cara pendekatan atau gaya bahasa dan tulisannya.

          III. JUDUL

     Apabila topik dan tema sudah ditentukan barulah penulis merumuskan judulkatya tulisnya. Judul yang dirumuskan sifatnya tentatif, karena selama proses penulisan ada kemungkinan judul berubah.Faktor-faktor yang perlu diperhatikan dalam merumuskan judul:
1.Judul hendaknya relevan dengan tema dan bagian-bagian dari tulisan tersebut;
2.Judul menimbulkan rasa ingin tahu seorang lain untuk membaca tulisan itu(bersifat provokatif);
3.Judul tidak mempergunakan kalimat yang terlalu panjang, jika judul terlalu panjang, dapat dibuat judul utama dan judul tambahan (subjudul);
4.Pada penulisan tertentu (yang ada hubungan sebab-akibat) seyogyanya judul harus memiliki independent variable (variabel bebas) dan dependent variable
(variahel terikat).



IV. KERANGKA KARANGAN

Agar penulis dapat menerangkan isi  karangannya secara teratur dan terinci, diperlukan suatu kerangka karangan. Kerangka karangan akan membantu penulis untuk menyusun karangan yang logis dan teratur, karena kerangkakarangan merupakan suatu rencana kerja seorang penulis.

Kegunaan kerangka karangan:
1.Untuk menyusun karangan secara teratur.
2.Membantu penulis menciptakan klimaks yang berbeda-beda.
3.Menghindari penguraian topik secara berulang-ulang.
4.Memudahkan mencari materi pembantu.

Perumusan kerangka karangan dapat dilakukan dengan dua cara:
1. Kerangka kalimat 
Kerangka kalimat merumuskan tiap bagian karangan dengan kalimat beritayang lengkap. Dengan demikian tujuan dan pokok pembahasan akan dapat diketahui secara jelas baik oleh penulis sendiri maupun orang lain.

2. Kerangka topik 
Perumusan kerangka topik dilakukan dengan menggunakan kata atau frasa.Kerangka semacam ini kurang memberikan kejelasan bagi orang lain yang membacanya.

         V. BENTUK LAHIRIAH

Karya tulis dari sudut bentuk dibedakan atas karya formal, semi formal, dan nonformal, sebaliknya informal bukan menyangkut bentuk tetapi menyangkutkeresmian. Tulisan dari sudut ini dibedakan atas tulisan formal (=formil) dan informal (=informil).
Karya tulis formal  adalah  suatu  tulisan/karangan  yang memenuhi  semua persyaratan lahiriah yang ditentukan oleh kebiasaan; sedangkan karya  tulis  yang  memenuhi sebagian dari syarat formal disebut semi formal. Apabila  suatu tulisan  tidak memenuhi persyaratan yang ditentukan, maka tulisan tersebut disebut non formal.  Tulisan disebut informal apabila tidak menggunakan bahasa resmi, di samping itu penulis juga memakai kata ganti orang pertama sebagai pengganti nama dirinya seolah-olah ia berhadapan dengan pembacanya (personal). Bentuk lahiriah yang harus dipenuhi oleh suatu tulisan formal:

1. Bagian pelengkap pendahuluan
a. Judul pendahuluan b.Halaman pengesahanc. Halaman judul
d. Halaman persembahane. Kata pengantar f. Daftar isig. Daftar gambar, tabel, keterangan

2. Bagian isi karangan
a. Pendahuluan 
b. Tubuh karanganc. Penutup/Simpulan (dan saran)

3. Bagian pelengkap penutup
 a. Daftar pustaka 
b. Indeks
c. LampiranKarya tulis formal harus memakai bahasa resmi dan tanpa menyebutkan nama diriatau nama pengganti penulis(impersonal) misalnya kata saya, kami , kita, kecualihanya pada kata pengantar.

         VI. TEKNIK PENULISAN
    Agar penulisan karya tulis sempurna, setelah isi dan bentuk lahiriah disusundengan cara yang semestinya, penulis juga harus mernpertahankan teknik  penulisan berdasarkan persyaratan yang lazim.

Masalah teknis yang perlu diperhatikan, adalah:
1. Ukuran kertas
Karya tulis ilmiah umumnya mengggunakan kertas jenis HVS (60-80  gram ) putih dengan ukuran kuarto (215 x 280 mm, jangan keliru dengan ukuran kertas A4 yaitu 210 x 297 mm).

2. Mesin tulis
Mesin tulis yang digunakan hendaknya memakai pika 10 (dalam satu inci dapatdiketik 10
karakter). Pengetikan dapat juga dilakukan memakai komputer, tetapi pemilihan huruf seyogyanya hanya Courier 12 (Contoh huruf Courier 12) di samping itu
hasil cetakannya (print out) hendaknya tidak berbentuk titiktitik (dot matric)melainkan berbentuk seperti huruf pada mesin tulis biasa. Dalam istilah komputer disebut NLQ (Near Letter Quality) atau LQ (Letter Quality).

3. Pita dan karbon
Pita maupun karbon  yang  digunakan hendaknya dalam keadaan baik:, sehingga menghasilkan cetakan yang jelas dan tidak kabur.

4. Margin/pias (batas pinggir pengetikan)
Batas pengetikan adalah 4 cm untuk tepi kiri, 2,5 cm untuk tepi kanan, 4 cmuntuk tepi atas dan 3 cm untuk tepi bawah. Nomor bab diketik 6,5 cm dari tepiatas dan judul bab dimulai 8 cm dari tepi atas.

5. Pemisahan/pemenggalan kata
Pemenggalan kata ditandai dengan garis penghubung pada sukukatasebelumnya. Garis penghubung tidak ditempatkan di bawah suku kata yangdipenggal. Seorang penulis juga harus memperhatikan adanya awalan atau akhiran dari sebuah kata yang dipenggal.

6. Spasi/kait
Jarak antara baris dengan baris mempergunakan spasi rangkap (dua spasi).Sedangkan untuk catatan kaki, bibliografi dan kutipan langsung yang lebih dari empat  baris dipergunakan spasi  rapat (satu spasi) Apabila awal  alinea  (paragraf  dimulai dari pias paling kiri (tidak menjorokmasuk ke dalam 5-7 ketikan) ,  maka jarak antar alinea 3-4 spasi. Tetapi jika awal alinea dimulai dengan menjorok/masuk ke dalam sebanyak 5-7 ketikan, maka  jarak antar  alinea tetap  dengan  spasi  ganda (2 spasi).  Sedangkan jarak antara judul bab dan naskah dipakai 3-4 spasi.

7. Nomor halaman
Halaman pendahuluan ditandai dengan angka Romawi kecil, sedangkanhalaman-hataman selanjutnya menggunakan nomor dengan angka Arab. Nomor halaman dapat dicantumkan pada tengah halaman sebelah bawah atau sudut kanan atas.

8. Judul
Judul bab ditulis di bagian tengah atas dengan huruf kapital dan tidak digaris bawahi atau tidak ditulis di antara tanda kutip. Judul bab juga tidak diakhiridengan tanda titik.

9. Huruf miring
Huruf miring berfungsi menggantikan garis bawah.Huruf miring biasanya digunakan untuk:a. Penekanan sebuah kata atau kalimat; b. Menyatakan judul buku atau majalah;c. Menyatakan kata atau frasa asing.

10. Penulisan angka
Untuk menuliskan angka dalam karangan, perlu diperhatikan ketentuan penulisan sebagai berikut:
  1. Bilangan di bawah seratus, yang terdiri dari satu atau dua kata, bilangan seratus dan kelipatannya, seribu dan kelipatannya ditulis dengan huruf;
  2. Bilangan terdiri dari tiga kata atau lebih, ditulis dengan angka;
  3. Bilangan pecahan biasanya ditulis dengan huruf,kecuali pecahan dari bilangan yang besar;
  4. Persentase tetap ditulis dengan angka;
  5. Nomor telepon, nomor jalan, tanggal dan nomor halaman ditulis dengan angka;
  6. Angka tidak boleh dipergunakan untuk mengawali sebuah kalimat.
11.Penulisan kutipan
Dalam penulisan karya tulis ilmiah, seorang penulis sering meminjam  pendapat, atau ucapan orang lain yang terdapat pada buku, majalah, bahkan bunyi pasal dalam peraturan perundangundangan. Untuk itu seorang penulis harusmemperhatikan prinsip-prinsip mengutip,yaitu:
a.Tidak mengadakan pengubahan naskah asli yang dikutip. Kalaupun perlumengadakan pengubahan, maka seorang penulis harus memberi keterangan bahwa kutipan tersebut telah diubah. Caranya adalah dengan memberi huruf tebal, atau memberi keterangan dengan tanda kurung segi empat; 
b.Bila dalam naskah asli terdapat kesalahan, penulis dapat memberikan tanda
[sic!] langsung di belakang kata yang salah. Hal itu berarti bahwa kesalahanada pada naskah asli dan penulis tidak bertanggung jawab atas kesalahan Penghilangan bagian kutipan tidak boleh mengakibatkan perubahan makna asli naskah yang dikutip

Cara mengutip:
  1. Ku t  i p a n   l a n g s u n g   t e r d i r i   d a r i   t i g a   b a r i s   a t a u   k u r a n g  
Cara menulis kutipan langsung yang panjangnya sampai dengan tiga baris,adalah sebagai berikut:(1) kutipan diintegrasikan dengan naskah;(2) jarak antara baris dengan baris dua spasi;(3) kutipan diapit dengan tanda kutip;(4) akhir kutipan diberi nomor urut penunjukan yang diketik setengah spasi keatas.

  1. K u t i p a n   l a n g s u n g   t e r d i r i   l e b i h   d a r i   t i g a   b a r i s
Sebuah kutipan langsung yang terdiri lebih dari tiga baris, ditulis sebagai berikut:(1) kutipan dipisahkan dari naskah dengan jarak 3 spasi;(2) jarak antara baris dengan baris satu spasi;(3) kutipan bisa diapit tanda kutip, bisa juga tidak;(4) akhir kutipan diberi nomor urut penunjukan yang diketik setengah spasi keatas;(5) seluruh kutipan diketik menjorok ke dalam antara 5-7 ketikan;

  1.   K u t i p a n   t i d a k   l a n g s u n g  
Dalam kutipan tidak langsung penulis tidak mengutip naskah sebagaimana adanya, melainkan mengambil sari dari tulisan yang dikutip. Cara menulis kutipan seperti ini adalah sebagai berikut:(1) kutipan diintegrasikan dengan naskah;(2) jarak antara baris dua spasi;(3) kutipan tidak diapit dengan tanda kutip;(4) akhir kutipan diberi nomor urut penunjukan yang diketik setengah spasi keatas.

12. Penulisan sumber kutipan
Seorang penulis yang mengutip pendapat orang lain harus mencantum kan sumber kutipan yang bersangkutan. Menyusun Karya Tulis Ilmiah Ada tiga cara penulisan sumber kutipan, yaitu:

a. American Psycological Associations Manual (APA)
Mencantumkan langsung sumber kutipan di akhir kutipan yang ditulis dalam tanda kurung. Contoh: (Soerjono Soekanto, 1983: 23) , artinya:Kutipan tersebut diambil dari buku karangan Soerjono Soekanto yang terbittahun 1983 pada halaman 23.

Dalam penulisan sumber semacam ini, tidak mudah untuk langsung menemukan dari sumber mana/apa kutipan tersebut diambil. Pembaca sulit mengetahui judul buku yang dikutip. Seyogyanya pada setiap akhir bab dibuat daftar pustaka. Adapun cara menuliskan Daftar Pustaka dengan cara ini ialah,
1)namapengarang; 
2) tahun terbit; 
3) judul; 
4) cetakan/edisi; 
5) nama kota;
6) nama penerbit.

b. Modern Language Associations Handbook (MLA):
Memberi nomor urut pada setiap akhir kutipan, kemudian menulis sumber kutipannya di akhir bab, pada lembar khusus yang disebut
"Catatan"Cara menuliskan sumber kutipan sama seperti menulis pada Catatan Kaki

Sumber :