Tuesday, May 24, 2011

Kebijakan Moneter


            Kebijakan moneter adalah proses mengatur persediaan uang sebuah negara untuk mencapai tujuan tertentu; seperti menahan inflasi, mencapai pekerja penuh atau lebih sejahtera. Kebijakan moneter dapat melibatkan mengeset standar bunga pinjaman, "margin requirement", kapitalisasi untuk bank atau bahkan bertindak sebagai peminjam usaha terakhir atau melalui persetujuan melalui negosiasi dengan pemerintah lain.
Kebijakan moneter pada dasarnya merupakan suatu kebijakan yang bertujuan untuk mencapai keseimbangan internal (pertumbuhan ekonomi yang tinggi, stabilitas harga, pemerataan pembangunan) dan keseimbangan eksternal (keseimbangan neraca pembayaran) serta tercapainya tujuan ekonomi makro, yakni menjaga stabilisasi ekonomi yang dapat diukur dengan kesempatan kerja, kestabilan harga serta neraca pembayaran internasional yang seimbang. Apabila kestabilan dalam kegiatan perekonomian terganggu, maka kebijakan moneter dapat dipakai untuk memulihkan (tindakan stabilisasi). Pengaruh kebijakan moneter pertama kali akan dirasakan oleh sektor perbankan, yang kemudian ditransfer pada sektor riil.
Kebijakan moneter adalah upaya untuk mencapai tingkat pertumbuhan ekonomi yang tinggi secara berkelanjutan dengan tetap mempertahankan kestabilan harga. Untuk mencapai tujuan tersebut Bank Sentral atau Otoritas Moneter berusaha mengatur keseimbangan antara persediaan uang dengan persediaan barang agar inflasi dapat terkendali, tercapai kesempatan kerja penuh dan kelancaran dalam pasokan/distribusi barang.Kebijakan moneter dilakukan antara lain dengan salah satu namun tidak terbatas pada instrumen sebagai berikut yaitu suku bunga, giro wajib minimum, intervensi dipasar valuta asing dan sebagai tempat terakhir bagi bank-bank untuk meminjam uang apabila mengalami kesulitan likuiditas.

Pengaturan jumlah uang yang beredar pada masyarakat diatur dengan cara menambah atau mengurangi jumlah uang yang beredar. Kebijakan moneter dapat digolongkan menjadi dua, yaitu 
1.      Kebijakan Moneter Ekspansif / Monetary Expansive Policy
Adalah suatu kebijakan dalam rangka menambah jumlah uang yang beredar
2.      Kebijakan Moneter Kontraktif / Monetary Contractive Policy
Adalah suatu kebijakan dalam rangka mengurangi jumlah uang yang beredar. Disebut juga dengan kebijakan uang ketat (tight money policy)

Kebijakan moneter dapat dilakukan dengan menjalankan instrumen kebijakan moneter, yaitu antara lain :
1.      Operasi Pasar Terbuka (Open Market Operation)
Operasi pasar terbuka adalah cara mengendalikan uang yang beredar dengan menjual atau membeli surat berharga pemerintah (government securities). Jika ingin menambah jumlah uang beredar, pemerintah akan membeli surat berharga pemerintah. Namun, bila ingin jumlah uang yang beredar berkurang, maka pemerintah akan menjual surat berharga pemerintah kepada masyarakat. Surat berharga pemerintah antara lain diantaranya adalah SBI atau singkatan dari Sertifikat Bank Indonesia dan SBPU atau singkatan atas Surat Berharga Pasar Uang.
2.      Fasilitas Diskonto (Discount Rate)
Fasilitas diskonto adalah pengaturan jumlah duit yang beredar dengan memainkan tingkat bunga bank sentral pada bank umum. Bank umum kadang-kadang mengalami kekurangan uang sehingga harus meminjam ke bank sentral. Untuk membuat jumlah uang bertambah, pemerintah menurunkan tingkat bunga bank sentral, serta sebaliknya menaikkan tingkat bunga demi membuat uang yang beredar berkurang.
3.      Rasio Cadangan Wajib (Reserve Requirement Ratio)
Rasio cadangan wajib adalah mengatur jumlah uang yang beredar dengan memainkan jumlah dana cadangan perbankan yang harus disimpan pada pemerintah. Untuk menambah jumlah uang, pemerintah menurunkan rasio cadangan wajib. Untuk menurunkan jumlah uang beredar, pemerintah menaikkan rasio.
4.      Himbauan Moral (Moral Persuasion)
Himbauan moral adalah kebijakan moneter untuk mengatur jumlah uang beredar dengan jalan memberi imbauan kepada pelaku ekonomi. Contohnya seperti menghimbau perbankan pemberi kredit untuk berhati-hati dalam mengeluarkan kredit untuk mengurangi jumlah uang beredar dan menghimbau agar bank meminjam uang lebih ke bank sentral untuk memperbanyak jumlah uang beredar pada perekonomian.
Gambaran Umum

·         Kebijakan moneter merupakan kebijakan otoritas moneter atau bank sentral dalam bentuk pengendalian besaran moneter untuk mencapai perkembangan kegiatan perekonomian yang diinginkan.
·         Bentuk:
–Pasif (Tanpa Tindakan) vs Aktif
–Rules vs Discretion





Bauran Kebijakan Moneter dan Fiskal


Fiskal ekspansif
Fiskal kontraktif
Moneter ekspansi
Efektif
Saling meniadakan
Moneter kontraktif
Saling meniadakan
efektif



Tujuan Kebijakan Moneter

1.      Stabilitas harga
2.      Pertumbuhan ekonomi
3.      Perluasan kesempatan kerja(high employment)
4.      Keseimbangan neraca pembayaran
5.      Stabilitas financial markets
6.      Stabilitas pasar valuta asing



Kebijakan Moneter Aktif

·         Counter-cyclical monetary policy(memperlunak perkembagan kegiatan ekonomi menuju titik ekstrim)
·         Pro-cyclical monetary policy/accomodative monetary policy(kebijakan moneter yang mengakomodasi fluktuasi perekonomian)



Konflik Pencapaian Sasaran Kebijakan

·         Idealnya, semua sasaran dapat dicapai secara bersamaan.
Namun, seringkali pencapaian sasaran akhir mengandung unsur-unsur yang kontradiktif
·         Misalnya: usaha untuk mendorong tingkat pertumbuhan ekonomi dan memperluas kesempatan kerja dapat berdampak negatif terhadap kestabilan harga dan keseimbangan neraca pembayaran
·         Olehkarenaitu: kebijakanmoneterseringlebihmemfokuskanpadasasarantunggal.


Kebijakan moneter dalam perekonomian terbuka

·         Keterbukaan ekonomi akan membawa konsekuensi pada perencanaan dan pelaksanaan kebijakan ekonomi makro dan moneter
·         Transaksi perdagangan dan keuangan international -> foreign capital inflows
·         External shocksdapat berpengaruh pada ekonomi domestik

Sistem Nilai Tukar

·         Fixed exchange rate(sistem nilai tukar tetap)
Pegged to a currency
Pegged to a basket of currency
Currency board
·         Managed floating exchange rate(sistem nilai tukar mengambang terkendali)
·         Floating exchange rate(sistem nilai tukar mengambang)

Sistem devisa

·         Sistem devisa terkontrol (devisa dimiliki oleh negara) -> black markets
·         Sistem devisa semi terkontrol (kewajiban penyerahan dan izin dari negara untuk perolehan dan penggunaan devisa)
·         Sistem devisa bebas

The Impossible Trinity

·         Pemilihan sistem nilai tukar, sistem devisa, serta independensi kebijakan moneter merupakan tiga isu strategis yang menjadi fokus kajian kebijakan moneter
·         Ketiga kebijakan tersebut (keb. Mon. independen, sistem kurs tetap, sistem devisa bebas) tidak dapat dilakukan secara bersamaan (impossible trinity)
·         Hanya dua dari tiga kebijakan dapat diterapkan bersama

Strategi Kebijakan Moneter

·         Exchange rate targeting (penargetan nilai tukar)
·         Monetary targeting (penargetan besaran moneter)
·         Inflation targeting (penargetan inflasi)
·         Implicit but not explicit targeting (strategi kebijakan moneter tanpa “jangkar”yang tegas)

Penargetan Nilai Tukar

·         Menetapkan nilai mata uang domestik thd harga komoditas tertentu (misal emas -> Gold Standard)
·         Menetapkan nilai mata uang domestik thd negara besar dengan nilai inflasi rendah (misal thd Jerman)
·         Crawling peg

Penargetan Besaran Moneter

·         Menetapkan pertumbuhan JUB (M1, M2, kredit) sebagai sasaran antara.
·         Strategi ini sangat tergantung pada kestabilan hubungan antara besaran moneter dengan tujuan (goal) kebijakan (perkembangan harga dan output)

Penargetan Inflasi

·         Mengumumkan kepada publik mengenai target inflasi jangka menengah dan komitmen bank sentral untuk mencapai stabilitas harga sebagai tujuan jangka panjang kebijakan moneter.
·         Dengan mengumumkan, bank sentral dapat lebih kredibel dan fokus mencapai tujuan stabilitas harga

Straegi kebijakan moneter tanpa “ jangkar” yang tegas

·         Tidak mengumumkan dengan tegas. Misal The Fed(bank sentral AS)
·         Strategi ini kurang transparan ->
–memicu ketidakpastian (uncertainty) prospek tingkat harga dan output
–Menurunkan akuntabilitas bank sentral terhadap publik

Mengapa perlu sasaranantara(intermediatetargets)?

·         Adanya tenggang waktu/lag antara pelaksanaan kebijakan dengantercapai atau tidaknyasasaran akhir
·         Dipilih karena:
−memiliki keterkaitan stabil dengan sasaran akhir,
−cakupannya luas,
−dapat dikendalikan otoritas moneter,
−tersedia relatif cepat, akurat, dan tidak sering direvisi.

Lagada bermacam-macam, yaitu inside lag
dan outside lag. Inside lagterdiri dari
              recognition lag, decision lag, dan action lag.
Mengapa perlu sasaran operasional (operating targets)?

·         Agar proses transmisi dalam rangka mencapai sasaran antara dapat berjalan sesuai dengan rencana
·         Dipilih karena:
Ø  memiliki keterkaitan stabil dengan sasaran antara
Ø  dapat dikendalikan otoritas moneter
Ø  tersedia lebih segera daripada sasaran antara
Ø  akuratdantidak sering direvisi

Antara lain: uang primer (M0), reservebank-bank (bagian dari M0), dan suku bunga (antarbank atau jangka pendek)


Mengapa perlu instrumen?

·         Untuk dapat mencapai sasaran operasional bank sentral memerlukan instrumen yangsecara langsung atau tidak langsung mempengaruhi sasaranoperasional
·         Instrumen digunakan oleh bank sentral karena merupakan sarana yang dapat dikontroluntuk mengarahkan kebijakan moneter ke tujuan yang diinginkan.

              Antara lain: operasi pasar terbuka dan cadangan wajib minimum
Criteria for ChosingIntermediate Targets

·         Measurability
·         Controllability
·         Predictable effects on goals

Criteria for ChosingOperating Targets

·         Same criteria as intermediate targets
·         Intermediate target as goal for operating target
·         Operating target that has more predictable impact on most desirable intermediate target is preferable

Mekanisme transmisi kebijakan moneter

·         The process through which monetary policy decisions are transmitedinto changes in real GDP and inflation”(Taylor, 1995)

·         The equation of exchange

              M V = PT

Jangka pendek:pertumbuhan JUB mempengaruhioutput riil
Jangka menengah: pertumbuhan JUB mendoronginflasi, output riilpadaposisi semula
Jangka panjang: pertumbuhan JUB tidak mempengaruhi output riil, mendorong laju inflasi secara proporsional

Bank Indonesia memiliki tujuan untuk mencapai dan memelihara kestabilan nilai rupiah. Tujuan ini sebagaimana tercantum dalam UU No. 3 tahun 2004 pasal 7 tentang Bank Indonesia.
Hal yang dimaksud dengan kestabilan nilai rupiah antara lain adalah kestabilan terhadap harga-harga barang dan jasa yang tercermin pada inflasi. Untuk mencapai tujuan tersebut, sejak tahun 2005 Bank Indonesia menerapkan kerangka kebijakan moneter dengan inflasi sebagai sasaran utama kebijakan moneter (Inflation Targeting Framework) dengan menganut sistem nilai tukar yang mengambang (free floating). Peran kestabilan nilai tukar sangat penting dalam mencapai stabilitas harga dan sistem keuangan. Oleh karenanya, Bank Indonesia juga menjalankan kebijakan nilai tukar untuk mengurangi volatilitas nilai tukar yang berlebihan, bukan untuk mengarahkan nilai tukar pada level tertentu.
Dalam pelaksanaannya, Bank Indonesia memiliki kewenangan untuk melakukan kebijakan moneter melalui penetapan sasaran-sasaran moneter (seperti uang beredar atau suku bunga) dengan tujuan utama menjaga sasaran laju inflasi yang ditetapkan oleh Pemerintah. Secara operasional, pengendalian sasaran-sasaran moneter tersebut menggunakan instrumen-instrumen, antara lain operasi pasar terbuka di pasar uang baik rupiah maupun valuta asing, penetapan tingkat diskonto, penetapan cadangan wajib minimum, dan pengaturan kredit atau pembiayaan. Bank Indonesia juga dapat melakukan cara-cara pengendalian moneter berdasarkan Prinsip Syariah.

Sumber dari :


No comments:

Post a Comment